ini adalah sebuah kisah nyata yang terjadi sekitar 3 tahun yang lalu, Neng…, seperti itulah biasa aku memanggilnya, dia adalah teman sekantorku, seorang janda beranak 1 dan umurnya kira2 6-7 tahun lebih tua dariku. Wajahnya biasa saja, tubuhnya mungil dengan ukuran buah dada sedang. Apabila bekerja dia selalu menggunakan kerudung (jilbab), inilah awal ketertarikanku padanya. Perlu diketahui bahwa kadang- kadang aku berfantasi dapat merasakan kehangatan tubuh seorang wanita berjilbab. Sebagai seorang janda neng nampaknya sangat haus akan belaian seorang pria, dan tampaknya dia tertarik padaku. Hal ini kuketahui dari pandangannya padaku dan cara dia memperlakukanku. Terkadang ia memandangiku dan berusaha memegang tanganku bila sedang ngobrol berdua dengannya. Sebagai seorang lelaki normal aku senang sekali dengan perlakuan seperti itu, makin hari dia makin dekat denganku, makan siang berdua, pegang2 tangan, bahkan setalah beberapa lama ia tak segan2 lagi untuk mencium pipiku…bahkan bibirku. Suatu hari neng tidak masuk kerja karena sakit, dan karena urusan pekerjaan aku terpaksa harus menemuinya, hari itu aku menghubunginya untuk menyanyakan keadaannya dan bertanya apakah aku dapat bertemu dia karena ada beberapa laporan yang butuh tanda-tangannya. Singkat cerita aku meluncur menuju rumahnya, dalam perjalanan aku membayangkan kira2 apa ya yang akan terjadi nanti? Aku mengetuk pintu rumahnya beberapa kali, kemudian pintu rumah terbuka dan muncul anak laki2 mengenakan seragam smp, ternyata ia anak neng. “eh…om rony, masuk om…”, sapanya sambil mempersilahkan aku masuk. “mama ada de?…, tadi om sudah telepon dan janji ketemu mama…” tanyaku. “ada, mama sedang di kamar, sebentar ya ade panggilkan…” jawabnya, kemudian ade melangkah menuju kamar neng dan berteriak “maa…., ada tamu tuh dari kantor…om rony…” Pintu kamar terbuka dan muncullah sosok neng, wajahnya tampak berbeda dari yang sebelumnya kulihat, raut wajahnya sayu, dan perbedaanya adalah karena ia kini tidak mengenakan jilbab. Rambutnya pendek sehingga dengan jelas menampakkan lehernya yang jenjang. Saat itu Neng mengenakan kimono pink bermotif bunga. “Ma, aku berangkat sekolah dulu ya…” ujar ade sambil mencium tangan Neng “Ya…, hati2 di jalan ya de…, salam dulu tuh ke om rony” ujar neng. Ade lalu menghampiriku dan berpamitan sambil mencium tanganku, “Ade pergi dulu ya om…” “Ya…”, ujarku singkat. Lalu ia berlalu meninggalkan kami berdua, otakku mulai ngeres…wah kebetulan nih ade pergi sekolah, jadi aku bisa bermesraan dengan mamanya…, namun aku berusaha menahan diri dan berkata “Gimana neng, udah enakan? maaf ya aku mengganggu, soalnya laporan ini harus masuk hari ini” “Ya..lumayan deh, tapi masih sedikit pusing, mana berkasnya biar aku tandatangani”, jawab neng sambil berjalan kearahku. Kami duduk berhadapan, kemudian ia mengambil berkas yang aku sodorkan lalu mulai menandatanganinya. Karena posisi Neng agak menunduk, maka dengan jelas aku dapat melihat belahan dadanya dari sela2 kimononya yang longgar, dan ternyata neng tidak memakai bra sehingga puting buah dadanya tampak menonjol. Aku menatapnya tanpa berkedip, ukurannya memang tidak besar tapi bentuknya terlihat masih kencang dan terasa sangat menantang untuk dijelajahi. “Hey…, kamu lagi liatin apa?”, ujar neng mengagetkan aku. “nggak kok, aku sedang memperhatikan tanda tanganmu…” kilahku “Tanda tangan atau payudaraku?” kata neng kemudian sambil tersenyum. “hehehe…, itu…, belahan payudaramu kelihatan sedikit…, sayang kalau aku melewatkannya…”, candaku. “ah kamu…, nih sudah selesai…”, ujar neng sambil menyodorkan kembali berkas2 padaku. “ya udah aku langsung ke kantor lagi ya…” kataku sambil memasukan berkas2 tadi kedalam tas. “Nanti dulu dong, kamu kan baru saja datang…, lagian aku mau minta tolong sedikit nih”… jawab neng sambil bergerak mendekatiku dan memegang tanganku. “Tolong pijitin aku ya ron, badanku pegal2…sakit smua.., yaa…sebentar aja..” pinta neng sambil menarik tanganku dan bergerak menuju kamarnya. Bagai kerbau dicocok hidung aku menuruti saja kemauannya, sesampai di kamar dia menarik pinggangku sehingga posisi kami saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sangat dekat, wajahnya berada sangat dekat dengan wajahku lalu kemudian bibirnya tiba2 mencium bibirku, tangannya memegang bagian belakang kepalaku dan menariknya seakan menyuruhku untuk terus mengulum bibirnya. lidahnya bermain-main di mulutku membuat nafsuku perlahan bangkit. Kemudian aku menarik bibirku dan melepas ciumanku, lalu aku berkata “katanya mau pijit…kok malah ngajak cipokan?” “hehehe…abis aku kangen ron, lagian kita kan jarang2 berduaan gini…” ujarnya, kemudian dia menarik tali pengikat kimononya lalu melepas kimononya membiarkannya terjatuh dilantai, tersembullah kedua buah dada yang tadi kuintip dari luar, dan ia ternyata tidak menggunakan bra, tetapi masih menggunakan cd-nya…, bentuk tubuhnya sangat ideal, perut yang langsing, buah dada dan pantat yang masih kencang. “kamu tadi ngintip ini kan?…” katanya sambil menarik tanganku ke buah dadanya, lalu meremaskan tanganku di buah dadanya itu. “ayo sekarang liat deh sepuasnya, ga usah ngintip… hihihi” tangan kananku meremas- remas buah dada kanannya dan mulutku dengan sigap menghisap puting kirinya, mencium dan menjilatinya dengan rakus, sementara tangan kiriku mulai bergerak meremas2 bongkahan pantat neng. “Sssshhh….aahhhh…”, neng sedikit merintih ketika aku menghisap puting susunya, lalu tangannya bergerak mencari- cari retsleting celanaku, membukanya, melepaskan ikat pinggangku lalu memelorotkan celana dalamku, otomatis burungku yang telah berdiri langsung menyembul. Neng merubah posisinya menjadi berjongkok, kemudian ia mencium kemaluanku, menjilati dan menghisapnya…”..arrggghhh… .enak neng”, aku melenguh keenakan… Sambil berjongkok Neng terus mengulum dan menghisap- hisap penisku, sambil tangannya meremas-remas pantatku, sebagai seorang janda nampaknya ia sangat merindukan kontol lelaki, sehingga saat menemukannya seolah ia tak mau berhenti menikmatinya… Beberapa saat kubiarkan neng bermain-main dengan senjataku, bahkan aku sangat menikmati permainannya…, jilatan dan hisapannya membuat nafsuku makin tak terbendung. Aku angkat badannya dan merebahkannya di tempat tidur…, kini kami bergulat dengan posisi 69, neng berada dibawah terus mengulum dan menghisap penisku, sementara aku menjilati kemaluannya dari luar celana dalamnya yang sudah basah. kutarik cdnya dan neng mengangkat pantatnya keatas sehingga memudahkan aku untuk melepaskan cdnya…, kujilati klitoris neng dengan perlahan “ssssshhhh….aahhhh….” desahan neng semakin keras ketika kujilati labianya yang sudah amat basah dan berdenyut-denyut, pantatnya bergelinjang kian kemari. Denyutan di memeknya itu makin kuat seiring makin kerasnya desahan Neng, Tak lama kemudian, “Aaaahhh….aaghh….oohhhh… wron…..” rupanya neng sudah mendapatkan orgasme pertamanya, kurasakan cairan keluar dari memek neng… kujilati terus dan terus sehingga tidak ada yang tersisa… Aku segera berbalik dan memposisikan kontolku di lubang vagina Neng. Kugesek- gesekan perlahan kepala kontolku di bibir kemaluannya, Neng menggelinjang-gelinjang seolah tak sabar untuk merasakan burungku masuk ke lubang kenikmatannya. “… shhhh..ooohhh…ayo dong ron…tunggu apa lagi…” Perlahan kumasukan kontolku ke vagina neng…, blessssshhh….karena sudah basah maka tanpa hambatan burungku menerobos liang senggama janda berjilbab ini, kutusuk-tusuk perlahan dan mulai gerakan memompa vagina neng. “aaahhhh… ohhhh…” Neng mulai merintih- rintih merasakan kenikmatan yang sekian lama tidak pernah dirasakannya, pantatnya bergoyang-goyang bergerak mengikuti irama permainan dan tusukan kontolku ke dalam memeknya. Beberapa saat kami bercinta dalam posisi missionari ini, aku akui walaupun berpredikat sebagai seorang janda beranak satu, namun jepitan vagina neng masih terasa kuat mencengkram batang kemaluanku yang berukuran sedang, tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil seperti rata-rata ukuran kemaluan orang indonesia. bahkan vagina neng terasa dapat memijit mijit batang kemaluanku, sehingga kemaluanku serasa diperas oleh vaginanya. Kemudian aku merubah posisi bercinta ini menjadi doggy style, kumasukkan kontolku ke vagina neng dari arah belakang sambil meremas- remas pantatnya. Dalam posisi ini aku merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat, mungkin dikarenakan dalam posisi ini vagina neng lebih menjepit kontolku dibanding posisi missionary. Neng terus menggerakan pingulnya kedepan dan kebelakang, buah dadanya bergantung dan sesekali aku meremas dengan tanganku. “… oouugghhh….shhhh…t erus ron…aku sudah mau keluar….” desahan dan rintihan neng semakin menjadi membuat aku semakin bernafsu dan mempercepat irama kocokanku…”plok…plok…plo k…” suara selangkanganku yang beradu dengan pantatnya seiring gerakan pompaanku… “….aaaahhh…enak neng, memekmu luar biasa….” aku mulai meracau merasakan sesuatu yang menjalar seolah akan meledak di ujung kepala kemaluanku, “….ssshhh… arrrghh..” Kemudian kurubah lagi posisiku, kubalikan lagi badan neng, ku angkat kakinya sehingga menyentuh dadanya, dalam posisi ini vagina neng terlihat lebih jelas, buah dadanya dan ekspresi wajahnyapun dapat kulihat dengan jelas, kumasukan lagi kontolku sambil memegang dan menekan kedua kakinya ke bahunya, tanganku meremas-remas kedua buah dadanya yang semakin keras, bibirku mengulum bibirnya dan menyedot-nyedot lidahnya…, tusukanku semakin kupercepat dan rasanya ujung kepala kontolku telah mentok di rahimnya, Desahan neng semakin menjadi merasakan kenikmatan yang luar biasa “….shhhhh… aaahhhh….a yo ron aku sedikit lagi keluar…”, neng menggoyang pantat dan pinggulnya berlawanan dengan gerakan tusukan kontolku di memeknya…”aaaahhh… aahhh… “…, beberapa saat kemudian aku merasa tak kuat lagi menahan lahar yang akan kusemburkan kedalam vagina neng, seluruh tubuhku bergetar ketika merasakan sensasinya… “…oooohhhh… aku keluar neng… aahhhhh…”…, kutancapkan dalam-dalam kontolku di lubang senggama neng, neng pun merintih merasakan tumpahan lahar panasku jauh didalam liang vaginanya…” ….arrrghhhh…nikmat sekali roooonn….”…, akupun memeluknya erat-erat dan tak merubah posisiku beberapa saat….”aaahhh…” burungku berkedutan melepas sisa-sisa mani dari kontolku…, setelah beberapa saat akupun melepaskan pelukanku dan berbaring disisinya… “Makasih ya…”, bisik neng perlahan, kemudian ia memelukku dari samping dan kepalanya bersandar di dadaku…, kamipun terdiam sesaat…seolah terhanyut oleh lamunan kami masing2… Jujur saat itu aku termenung sekaligus gembira…karena akhirnya aku berhasil meniduri sang janda berjilbab… hehehe. Aku jadi ingat video smu bispak yang juga menggunakan jilbab, ternyata jilbab bukan kepribadian nya dia menggunakannya justru karena sekolah, kesehariannya tentu tidak, inilah yang aku sesalkan, sebuah simbol agama menjadi masalah. seharunya tidak, pintar pintar kitalah menyikapi seks janda berjilbab , status janda atau jilbab apalagi janda berjilbab.

loading...
loading...

PASANG IKLAN

KRIM KE : @DIPPANHOT01@GMAIL.COM

Popular Posts