Ini pengalaman kencan seksku sebelum aku mengenal internet, tepatnya ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sedang teman kencanku adalah seorang guru seni lukis di SMA-ku yang masih terbilang baru dan masih lajang. Saat itu umurku masih menginjak 17 tahun. Sedang guru lukisku itu adalah guru wanita paling muda, baru 25 tahun. Semula aku memanggilnya Bu Guru, layaknya seorang murid kepada gurunya.

Cerita Sex Dengan Mertua - Ini berawal saat ibunya sakit dan harus masuk rumah sakit dan Paul harus terbang ke luar kota untuk urusan bisnis yang amat penting. Paul tadinya tak setuju saat Emma meminta papanya, Jack, agar menginap di rumah mereka untuk sementara untuk menemaninya pergi ke rumah sakit, mengatakan padanya bagaimana hal itu akan mengganggu pikirannya karena dia adalah titik penting dalam negosiasi kali ini.

Cerita Sex Dengan Mertua


Dan pikiran yang sangat mengganggunya itu adalah karena dia curiga sudah sejak dulu papanya ada 'perasaan lain' pada Emma istrinya. Emma merasa sangat marah pada Paul, karena sangat egois dan dengan perasaan cemburunya itu. Bukan hanya kali ini Paul meragukan kesetiaannya terhadap perkawinan mereka dan kali ini dia merasa telah berada dalam puncaknya.. Dan dia tahu dia akan membuat Paul membayar sikapnya yang menjengkelkan itu.

Ketika itu terjadi, Jack tiba pada hari sebelum Paul terbang ke luar kota untuk bertemu kliennya. Dia tidak membiarkan kedatangan Jack mengganggu jadwalnya, meskipun dia akan membiarkan papanya bersama Emma tanpa dia dapat mengawasinya selama beberapa hari kedepan. Ini adalah segala yang Emma harapkan dan lebih, ketika dia menyambut Jack dengan secangkir teh yang menyenangkan..

Dia bisa katakan dari perhatian Jack yang ditunjukkannya pada kunjungan itu. Mata Jack berbinar saat dia tahu Paul akan pergi besok pagi-pagi benar, dan dia mendapatkan Emma sendirian dalam beberapa hari bersamanya. Emma sangat menarik, yang sungguhpun dia tahu sudah tidak punya kesempatan terhadap Emma, dia masih berpegang pada harapannya, dan berbuat yang terbaik untuk mengesankannya, dan menggodanya.

Emma tersanjung oleh perhatiannya, dan menjawab dengan mengundang bahwa mereka berdua dapat mulai untuk membiarkan harapan dan pemikiran yang telah dia kubur sebelumnya untuk mulai kembali ke garis depan itu.

Sudah terlambat untuk jam kunjungan rumah sakit sore itu, sehingga mereka akan kembali lagi esok paginya sekitar jam sebelas. Emma menuangkan beberapa gelas wine untuk mereka berdua sekembalinya dari rumah sakit petang itu.

"Aku harus pergi dan mandi.. Aku kira aku tidak punya waktu pagi nanti".
"Oh bisakah Papa membiarkan showernya tetap hidup? Aku juga mau mandi jika Papa tidak keberatan."

Emma mau tak mau nanti akan menyentuh dirinya di dalam shower, bayangan tangan Jack pada tubuhnya terlalu menggoda dan rasa marah terhadap suaminya sangat sukar untuk dienyahkan dari pikirannya.

Dia belum terlalu sering mengenakan jubah mandi sutera itu sebelumnya, tetapi memutuskan untuk memakainya malam ini. Hasrat hatinya mendorongnya untuk melakukannya untuk Papa mertuanya, Paul bisa protes padanya jika dia ingin. Terlihat pas di pinggangnya dan dengan tali terikat, membuat dadanya tertekan sempurna. Itu nampak terlalu 'intim' saat dia menunjukkan kamar mandi di lantai atas. Emma meninggalkannya, dan kemudian kembali semenit kemudian.

"Aku menemukan salah satu jubah mandi Paul untuk Papa" dia berkata tanpa berpikir saat dia membukakan pintu untuknya. Di dalam cahaya yang remang-remang Emma dapat melihat pantatnya yang atletis.

Mereka duduk bersama di atas sofa, melihat TV. Dan setelah dua gelas wine lagi, Emma tahu dia akan mendorong 'keinginan' manapun yang Jack ingin lakukan. Dia sedikit lebih tinggi dari Paul, maka jubahnya hanya sampai setengah paha berototnya. Mau tak mau Emma meliriknya sekilas dan ingin melihat lebih jauh lagi. Dengan cara yang sama, Jack sulit percaya akan keberuntungannya untuk duduk disamping Emma yang berpakaian sangat menggoda dan benaknya mulai membayangkan lebih jauh lagi. Jack akan dikejutkan nantinya jika dia kemudian mengetahui hal sederhana apa yang akan membuat hasratnya semakin mengakar..

Besok adalah hari ulang tahun Emma, dan Paul lupa seperti biasanya, alasannya bahwa tidak ada waktu untuk lakukan apapun ketika dia sedang pergi, dan dia telah berjanji pada Emma kalau dia akan berusaha untuk mengajaknya untuk sebuah dinner yang manis ketika pulang. Kenyataannya bahwa Jack tidak hanya tidak melupakan, tetapi membawakannya sebuah hadiah yang menyenangkan seperti itu, menjadikan hatinya lebih hangat lagi. Dia seperti seorang anak perempuan kecil yang sedang membuka kotak, dan menarik sebuah kalung emas.

"Oh Papa.. Papa seharusnya tidak perlu.. Ini indah sekali"
"Tentu saja aku harus.. Tapi aku takut itu tidak bisa membuat kamu lebih cantik cintaku.. Sini biarku kupasangkan untukmu"
"Ohh Papa!"

Emma merasa ada semacam perasaan cinta untuknya saat dia berada di belakangnya. Dia harus lebih dulu mengendurkan jubah untuk membiarkan dia memasang kaitan di belakang, dan ketika dia berbalik ke arahnya, Jack tidak bisa menghindari tetapi matanya mengarah pada belahan dada Emma yang menyenangkan.

"Oh.. Apa rantainya kepanjangan?" ia berharap, menatap kalung yang melingkar di atas dada lezatnya.
"Tidak Pa.. Ini menyenangkan" dia tersenyum, menangkap dia memandang ke sana lebih banyak dari yang seharusnya diperlukan.
"Oh terima kasih banyak.."

Emma menciumnya dengan agak antusias dibanding yang perlu dilakukannya dan putus tiba-tiba dengan sebuah gairah dipermalukan. Kemudian Jack menangkap momen itu, menarik punggungnya seolah-olah meredakan kebingungannya dan menciumnya dengan perasaan jauh lebih dibandingkan perasaan seorang mertua.

"Selamat ulang tahun sayang" katanya, saat senyuman mereka berubah jadi lebih serius.
"Oh terimakasih Papa"

Emma menciumnya kembali, menyadari ini adalah titik yang tak bisa kembali lagi, dan kali ini membiarkan lidahnya 'bermalas-malasan' terhadapnya. Dia baru saja mempunyai waktu untuk merapatkan jubahnya kembali saat Paul meneleponnya untuk mengucapkan selamat malam dan sedikit investigasi. Paul ingin bicara pada papanya dan memintanya agar menyimpan cintanya untuk ibunya yang sudah meninggal. Mata Emma tertuju pada Jack saat dia menenteramkan hati putranya di telepon, mengetahui dia akan membiarkan pria ini melakukan apapun..

"Aku sangat suka ini Pa.." Emma tersenyum ketika telepon dari Paul berakhir. Dia menggunakan alasan memperhatikan kalungnya untuk membuka jubahnya lagi, kali ini sedikit lebih lebar.
"Apa kamu pikir ini cocok untukku?"
"Mm oh ya.." dia tersenyum, matanya menelusuri bagian atas gundukan lezatnya, dan untuk pertama kalinya membiarkan gairahnya tumbuh.

Emma secara terbuka mempresentasikan payudaranya untuk kekasihnya, membiarkan dia menatapnya ketika dia membusungkan dadanya jauh lebih lama dibandingkan hanya sekedar untuk memandangi kalung itu. Dia mengangkat tangannya dan memegang mainan kalung itu, mengelus diantara dadanya, menatap tajam ke dalam matanya.

"Kamu terlihat luar biasa dengan memakainya" dia tersenyum.

Nafas Emma yang memburu adalah nyata ketika tangan kekasihnya telah menyentuhnya di sana, dan pandangannya yang memikat saat kekasihnya menyelami matanya memberi dia tiap-tiap dorongan. Mereka berdua tahu apa yang akan terjadi kemudian, sudah terlalu jauh untuk menghentikannya sekarang. Dia akan bercinta dengan Papa mertuanya. Mereka berdua juga menyadari, bahwa tidak perlu terburu-buru kali ini, mereka harus lebih dulu membiarkan berjalan dengan sendirinya, dan walaupun kemudian itu akan menjadi resikonya nanti.

Emma bisa melihatnya sekarang kalau 'pertunjukannya' yang nakal telah memberi efek pada gairah kekasihnya. Gundukan yang terlihat nyata di dalam jubahnya menjadikan jantungnya berdebar kencang, dan kekasihnya menjadi bangga ketika melihatnya menatap itu, seperti halnya dia yang memandangi payudaranya.

"Kamu sudah cukup merayuku.. Kamu nakal!" Emma tersenyum pada kata-kata terakhirnya, memberi dia pelukan yang lain. Pelukan itu berubah menjadi sebuah ciuman, dan kali ini mereka berdua membiarkan perasaan mereka menunjukkannya, lidah mereka saling melilit dan memukul-mukul satu sama lain. Emma merasa tali jubahnya mengendur, dan Jack segera merasakan hal yang sama.

"Oh Jack.. Kita tidak boleh" dia menjauh dari kekasihnya sebentar, tidak mampu untuk hentikan dirinya dari pemandangan jubahnya yang terbuka cukup lebar untuk melihat ujung penisnya yang tak terukur membesar diantara pahanya yang kuat.

"Ohh Emma.. Aku tahu.. Tapi kita harus" dia menarik nafas panjang, memandang pada perutnya untuk melihat kewanitaannya yang sempurna, telah merekah dan mengeluarkan cairannya. Detak jantung Emma bahkan jadi lebih cepat saat dia lihat tonjolannya menghentak lebih tinggi ke udara saat kekasihnya memandang bagian paling intimnya.

"Oh Jack sayang.." desahnya pelan saat kekasihnya memeluknya, jubahnya tersingkap dan dia terpana akan tonjolannya yang sangat besar di bagian bawahnya. Itu sepertinya memuat dua prem ranum yang membengkak dengan benihnya yang berlimpah. Dia tidak bisa hentikan dirinya sekarang.. Dia membayangkan dirinya berenang di dalamnya.

"Emma cintaku.. Betapa lamanya aku menginginkanmu.." katanya saat ia menggapai paha Emma.
"Oh Jack.. Seandainya aku tahu.. Setiap kali Paul bercinta denganku aku membayangkan itu adalah kamu yang di dalamku.. Papa termanis.. Apakah aku terlalu jahat untuk katakan hal seperti itu?"
"Tidak kekasihku.." jawabnya, mencium lehernya dan turun pada dadanya, dan membuka jubahnya lebih lebar lagi untuk agar tangannya dapat memegang payudaranya. Mereka berdua ingin memanfaatkan momen itu..
"Apakah kamu ingin aku di sana sekarang?"
"Oh Jack.. Ya.. Papa" erangnya kemudian mengangkat jubahnya dan tangannya meraih penisnya.
"Aku sangat menginginkannya"
"Oh Emma.. Kekasihku, apakah ini yang kamu ingin?" dia mengerang, memegang jarinya di sekitar batang berdenyutnya yang sangat besar.
"Oh ya Papa.. Penismu.. Aku ingin penis Papa di dalamku"
"Sayangku yang manis.. Apa kamu menginginkannya di sini?" kekasihnya melenguh, menjalankan jemarinya yang pintar sepanjang celah itu, menggodanya, membuat matanya memejam dengan nikmat. Emma hampir merintih ketika dia menatap mata kekasihnya.
"Mm penis Papa di dalam vaginaku"
"Ahh anak manisku tercinta" Emma menjilat jarinya dan menggosoknya secara lembut di atas ujung kejantanannya yang terbakar, membuat kekasihnya merasa ngeri dengan kegembiraan.
"Kamu ingin jadi nakal kan Pa.. Kamu ingin orgasme di dalamku" Emma menggoda, meninggalkan pembesaran tonjolan yang bagus, dan mengalihkan perhatiannya kepada buah zakarnya yang membengkak.

Sekarang adalah giliran kekasihnya untuk menutup matanya dengan gairah yang mengagumkan.

"Kamu ingin meletakkan spermamu di dalam istri putramu.. Kamu ingin melakukan itu di dalam vagina gadis kecilmu"

Dia hampir menembakkannya bahkan waktu Emma menggodanya, tetapi entah bagaimana menahan ombak klimaksnya, dan mengembalikannya pada Emma, keduanya sekarang saling memegang pinggang satu sama lainnya.

"Dan kamu ingin benih Papa di dalam kandunganmu kan.. Dalam kandunganmu yang dahaga.. Membuat seorang bayi kecil di dalam kandungan suburmu" dia tidak bisa semakin dekat kepada tanda untuknya.. Emma telah memimpikan kekasihnya memberinya seorang anak, Emma gemetar dan menggigit bibirnya saat jari tangan kekasihnya diselipkan di dalam saluran basahnya.

"Papa.. Oh ya.. Ya.. Tolong.. Aku sangat menginginkannya.."

Paul belum pernah punya keinginan membicarakan tentang hal itu.. Emma tidak benar-benar mengetahui apakah dia ingin seorang anak, sekalipun begitu pemikiran itu menjadi sebuah gairah yang luar biasa. Bibirnya menemukannya lagi, dan tenggelam dalam gairahnya, lidah mereka melilit lagi dengan bebas tanpa kendali yang sedemikian manis.

Emma membiarkan jubahnya terbuka seluruhnya sekarang, menekankan payudaranya secara lembut melawan dada berototnya, perasaan geli membuat cairannya lebih berlimpah. Jantungnya terisi dengan kenikmatan dan antisipasi, pada pikiran bahwa dia menginginkan dirinya.. Bahwa seluruh gairah Emma akan terpenuhi dengan segera.

"Oh gadis manisku yang jahat" lenguhnya saat bibir Emma menggodanya.
"Aku akan pergi sebentar" dia tersenyum dengan mengundang saat dia menoleh ke belakang dari pintu.
"Jangan pergi" Emma melangkah ke lantai atas, jubahnya berkibar di sekitarnya lagi saat dia memandangnya.

Emma tidak perlu merasa cemas, suaminya sedang berada jauh di sana dengan segala egoisme kesibukannya, dan Emma mengenal bagaimana kebiasaanya. Jantung Emma dilanda kegembiraan lebih ketika dia melepaskan jubahnya dan berjalan menuju dia.. Pada Papa mertuanya.. Telanjang dan siap untuk menyerahkan dirinya seluruhnya kepada kekasihnya.

Ketika dia mendengar langkah kaki Emma pada tangga, dia lalu keluar dari jubahnya dan sekarang berlutut di atas permadani di depan perapian, menghadapinya ketika dia masuk, ereksinya semakin besar dalam posisi demikian. Emma berlutut di depannya, tangannya memegang obyek hasratnya, yang berdenyut sekilas, lembut dan demikian panas dalam sentuhannya. Matanya terpejam dalam kenikmatan murni saat Emma berlutut dan mencium ujung merah delima itu, matanya terbuka meresponnya, dan mengirim beberapa tetesan cairan lezat kepada lidah penggemarnya. Kekasihnya mengelus payudaranya dan menggoda puting susunya yang gemuk itu.

"Aku sudah siap Pa.. Malam ini seutuhnya milikmu"
"Emma sayang, kamu indah sekali.." kekasihnya memujinya dan dia tersenyum dengan bangga.
"Oh Papa.. Kumohon. Aku sangat menginginkannya.. Aku ingin benihmu di dalamku"
"Sepanjang malam cintaku.." kekasihnya tersenyum, rebah bertumpu pada sikunya lalu menyelipkan tangannya diantara paha Emma.
"Kita berbagi tiap momen"

Emma rebahan pada punggungnya, melebarkan lututnya membiarkan jari kekasihnya berada di dalam rendaman vulvanya.

"Ohh mm Papa sayang.." Emma melenguh saat jari kekasihnya merangsang tunas kesenangannya tanpa ampun.
"Mm betapa aku sangat memuja perempuan kecilku.." Kekasihnya menggodanya ketika wajahnya menggeliat di puncak kesenangan.
"Ohh Papa.. Rasakan bagaimana basahnya aku untukmu"
"Apa anakku yang manis sudah basah untuk penis Papa? Mm penis Papa di dalam vagina panas gadis kecilnya.. Penis besar Papa di dalam vagina gadisnya yang panas, vagina basah.." kata-katanya diiringi dengan tindakan saat dia bergerak di antara pahanya, tongkatnya berdenyut dengan bernafsu saat dia mempersiapkan lututnya.
"Setubuhi aku Pa.. Masukkan penismu ke dalamku"
"Sayang.. Emma yang nakal.. Buka vaginamu untuk penis Papa" tangan mereka memandu, kejantanannya membelah masuk kewanitaannya.
"Papa.. Yang besar.. Itu penuh untukku kan?"
"Ya putriku manis.. Sperma yang penuh untuk kandunganmu.. Apa kamu akan membuat Papa melakukan itu di dalam tubuhmu?"
"Ahh ya Papa.. Aku akan membuatmu menembakkannya semua ke dalam tubuhku.. Ahh ahh ahh"

Emma mulai menggerakkan pinggangnya.. Takkan menghentikan dirinya saat dia membayangkan itu. Mata mereka saling bertemu dalam sebuah kesenangan yang sempurna, mereka bergerak dengan satu tujuan, yang ditetapkan oleh kata-katanya.

"Papa akan menembakkan semuanya ke dalam kandunganmu yang subur.. Sperma Papa akan membuat bayi di dalam kandunganmu Emma sayang" tangan kekasihnya mengayun pantatnya sekarang saat dia mulai menusuk lebih dalam, matanya menatap kekasihnya ketika dia menarik pantatnya yang berotot, mendorong lebih lanjut ke dalam tubuhnya.. Memberinya hadiah yang sangat berharga.

Penis besarnya menekan dalam dan panjang, buah zakarnya yang berat menampar pantatnya saat dia mendorong ke dalam kandungannya. Dia tidak bisa menolong, hanya melihatnya, setiap gerakan mereka yang mendatangkan nikmat.. Membayangkan waktunya akan segera datang.. Memancar dari kekasihnya.. Berenang di dalam dirinya.. Membuatnya mengandung anaknya. Dia menggelinjang saat kekasihnya menyusu pada puting susunya yang diremas keras, tangan besarnya meremas payudaranya bersama-sama saat dia mengocoknya berulang-ulang.

"Ohh Papa.. Penis besarmu membuatku orgasme.. Oohh" dia berteriak, menaikkan lututnya setinggi yang dia bisa untuk memaksanya lebih dalam ke bagian terdalam vaginanya. Kekasihnya menghentak lebih cepat, meremas pantatnya untuk membuat sebuah lingkaran yang ketat pada vaginanya.. Momen yang sempurna mendekat dengan cepat saat dia menatap mata kekasihnya.

"Emma sayang.. Papa juga keluar.."
"Mm shh" Emma memperlambat gerakan kekasihnya, menenangkannya ketika waktunya datang..
"Aku ingin menahanmu saat kamu keluar.. Saat kamu memompa benihmu ke dalam tubuhku"
"Oh sayang.. Ya gadis manisku.. Tahan aku saat kukeluarkan spermaku ke dalam kandunganmu"

Dia merasa itu membesar di dalam cengkramannya, urat gemuk penisnya siap untuk berejakulasi, dan kemudian menghentak dengan liar, dan dengan masing-masing semburan yang dia rasa pancarannya yang kuat menghantam dinding kewanitaannya, membasahi hamparan ladangnya yang haus kekeringan. Bibir mereka bertemu dalam lilitan sempurna, tangisan Emma membanjiri kekasihnya kala kekasihnya menyembur dengan deras ke dalamnya. Punggung Emma melengkung, mencengkeram penisnya sangat erat saat ombak kesenangan menggulungnya. Dia ingin menahannya di sana untuk selamanya..

"Ohh Ohh aahh.. Papa melakukannya.. Isi aku.. Aahh" jantung mereka berdegup sangat keras ketika mereka berbaring bersama, terengah-engah, sampai mereka bisa berbicara.
"Oh Tuhan, Emma.. Aku sangat menginginkanmu.."

Dan untuk beberapa hari ke depan, tak ada sepatah katapun yang sanggup melukiskan momen itu..

Cerita Sex Dengan Anak Kosan - Kisah ini bermula ketika aku mencari tempat kost di daerah sekitar kampus. Setelah sekian lama berputar-putar, akhirnya sampailah aku di suatu rumah. Lokasinya enak,
sejuk dan rindang. Dalam hati aku menjadikan rumah ini sebagai kost cadangan seandainya aku tidak mendapatkan tempat kost. Setelah ngobrol dengan ibu kost tentang masalah harga, datanglah anak ibu kost yang nomor 3, namanya Mbak Desi (itu kuketahui setelah aku kost di situ).

Cerita Sex Dengan Anak Kosan


Pertama melihat Mbak Desi aku langsung bergetar, gila cantik sekali. Sempat terselip
di benakku untuk berhubungan badan dengannya tapi perasaan itu langsung kusingkirkan sebab di depanku ada ibunya, jadi aku berpura-pura manis dan tersenyum pada Mbak Desi. Setelah sekian lama, akhirnya aku kost di situ. Dan hari-hariku kusempatkan mencuri perhatian ke Mbak Desi, tiap kali kupandangi dia makin kelihatan inner beauty-nya. Begitu cantik dan tidak bosan-bosan dipandang.

Dan yang membuatku semangat untuk mengejarnya adalah dia juga memberi respon atas
kerlingan-kerlingan mataku dan tingkahku. Walaupun dia sudah bersuami dan
mempunyai anak satu, tapi keindahan tubuhnya masih kelihatan, ini terbayang dari baju
tidur yang dia kenakan tiap pagi, tipis dan tembus pandang, jadi kalau Mbak Desi
berjalan aku selalu ada saja acara untuk mengikutinya entah mandi, ke belakang atau
entah apa saja yang dia lakukan. Dan sesekali kalau rumah sedang sepi, aku berjalan di
belakangnya sambil mengocok batang kemaluanku yang selalu tegang bila melihat dia
sambil berimajinasi berhubungan badan dengan Mbak Desi.

Ini kulakukan beberapa kali, sampai suatu saat ketika aku sedang mengocok batang
kemaluanku, tiba-tiba Mbak Desi berbalik dan berkata, "Entar kalau udah keluar di lap
ya..." tentu saja aku jadi belingsatan, tapi aku cepat menguasai situasi, dengan berterus
terang sama Mbak Desi, "Entar Mbak, tanggung nich..." dan aku pun makin
mempercepat kocokanku dengan harapan aku semprotkan di perut Mbak Desi, sebab
waktu itu Mbak Desi berbalik dan berhadap-hadapan denganku. Dan tanpa di sangka
Mbak Desi membungkuk dan mengulum batang kemaluanku, tentu saja aku makin
terangsang oleh sentuhan-sentuhan lidah Mbak Desi, tampak Mbak Desi mengulum
dengan penuh nafsu diiringi oleh sedotan-sedotan dan gigitan kecilnya, sesaat kemudian
kemaluanku mulai berdenyut dan makin menegang keras.

"Terus Mbak... oh.. oh.. oh... enak Mbak..." bagaikan melayang di awan kepalaku mulai
berkunang-kunang, dan Mbak Desi pun sepertinya tahu situasi saat itu, dia pun mulai
mengocok dengan tangannya dengan irama cepat.
"Ooh.. Mbak.. Mbak.. aku mau keluar Mbak... oh.. oh.. oh... sshh.. shh.. ah..." Crott...
croott... keluarlah air maniku banyak sekali membasahi bibirnya berkilat-kilat diterpa
sinar lampu dapur. Dan tanpa pikir panjang aku langsung mengulum bibirnya yang masih
dipenuhi spermaku, sambil aku bergerilya di sepanjang dadanya, yang kira-kira
berukuran 36. Setelah beberapa saat dia mulai mengendurkan ciumannya dan berkata,
"Sekarang bukan waktunya Dik..." Kejadian di dapur itu selalu teringat olehku dan selalu
menjadi imajinasiku.

Hari berikutnya aku makin sering menggoda dia, tanpa sepengetahuan suaminya. Suatu
saat suaminya ada keperluan keluar kota, saat itulah yang kutunggu-tunggu untuk iseng
mengajaknya jalan, dengan alasan ingin diantar ke Cihampelas membeli baju. Mbak Desi
pun mau, jadilah aku keluar bersama dia. Di tengah perjalanan aku ngobrol dengannya,
mengorek tentang rumah tangganya terutama masalah kehidupan seksualnya. Ternyata
dia saat itu sedang suntuk di rumah dan ingin main keluar, langsung saja kusambut
kesempatan itu, kuajak dia main ke daerah pegunungan di Lembang.

Di sana dingin sekali, dan aku mulai memberanikan diri memegang tangan dan pahanya.
Sambil menggodanya, "Mbak dingin-dingin gini enaknya apa ya..." kataku.
"Ee... apa ya..." katanya.
"Kita sewa hotel aja yuuk.. Mbak Desi kedinginan nich..." katanya lagi.
Sebuah permintaan yang membuatku deg-degan, langsung saja kubelokkan ke sebuah
hotel yang kelas Rp 50.000-an,
"Gimana Mbak, udah anget belum..." tanyaku di dalam kamar.
"Anget gimana? tidak ada yang memeluk kok anget..." jawab dia.
"Bener nich..." kataku.

Langsung saja kudekati dia dan tanpa canggung lagi aku mulai mencium bibirnya, dan
dia pun membalas, ternyata dia begitu mudah terangsang oleh ciumanku yang langsung
kuteruskan dengan menjilati leher disertai dengan gigitan kecil. Aku pun mulai bergerilya
dengan menelusupkan tanganku di balik kaosnya. Busyet, dia tidak memakai BH di
payudara yang berukuran 36B. Aku buka kaosnya dan tampaklah sebuah gundukan 36B
dengan puting yang merah kecoklatan. Begitu bersih dan putih tubuhnya, kujilati leher
dan pelan-pelan turun ke dadanya. Mbak Desi pun melengus perlahan sambil mengacak-
acak rambutku. Hingga sampai saat aku melingkar-lingkarkan lidahku di seputar puting
susunya, dia makin keras melenguh, hal itu makin membuat nafsuku memuncak, "Iseep...
Dik... iseepp... terusss... aahh..." Kusedot putingnya dan saking memuncaknya nafsuku,
kugigit putingnya, dia semakin menggila mendesah-desah tak karuan.

Perlahan-lahan aku memasukkan tanganku di balik celana jeansnya. Oh, begitu lembut
bulu kemaluannya disertai dengan basahnya bibir kemaluannya. Kulepas baju dan
celananya sampai keadaan telanjang bulat, begitu mulus tubuhnya, sejenak kupandangi
tubuhnya dengan tertegun, lalu aku gantian melepas semua baju dan celanaku hingga
kami berdua telanjang bulat tanpa selembar benang pun. Kugigit-gigit kecil dan jilati
perutnya perlahan-lahan sambil terus turun ke arah pangkal pahanya, terus turun sampai
ke telapak kaki kiri dan kanan. Kubalikkan badannya hingga dia tengkurap, lalu dari
belakang leher kujilati perlahan-lahan sambil menggigit kecil dan turun, "Ohh... Diikk...
terus Dikk... oh... oh... enak Diikk..." erangan Mbak Desi disertai dengan belaian usapan
telapak tangan lembutnya. Terus turun dari punggung ke arah pantat, sampai di pantat
kugigit dia saking menahan nafsuku, dia pun meregang menjerit kecil.

Lalu hingga tiba di daerah selangkangannya, kulihat kemaluannya merah dan basah
berkilat-kilat oleh karena lendir birahi, pelan-pelan kujilati pinggiran kemaluannya
dengan gerakan melingkar di pinggir kemaluannya. Aku pun mulai membuka bibir
kemaluannya dengan kedua tanganku tampaklah klitorisnya yang sudah menegang
berwarna merah. Perlahan-lahan kujilat klitorisnya pelan tapi pasti sambil kugerakkan
naik turun sepanjang garis kemaluannya. Mbak Desi pun makin mengerang,
menghempaskan badannya ke kiri dan ke kanan sambil sesekali menjambak rambutku
disertai teriakan kecil.

Beberapa saat kemudian Mbak Desi mulai mengejang dan bergetar sambil meringis
menahan sesuatu, "Ahh... ahh... Dik... aku keluuaar...." sambil menggigit bibirnya. Mbak
Desi bangkit lalu mambalikkan badanku hingga aku pun terhempas telentang, dia mulai
mencium bibirku, leher dan tibalah di daerah paling sensitifku, di kedua putingku, aku
mulai mendesah ketika Mbak Desi menjilatinya, Mbak Desi tanggap akan hal itu, dia
terus menjilatinya dan karena aku tidak tahan lagi kusuruh dia menggigitnya keras-keras.
Aku pun blingsatan menahan nikmat tak terkira, makin keras gigitannya makin puas
kurasakan.

Di tengah kenikmatan itu tiba-tiba ada sesuatu yang merasuk dan menancap di
kemaluannku, gila rasanya mau meletup dan pecah kepala ini merasakan kenikmatan itu,
ternyata Mbak Desi sambil mengigit putingku dia memasukkan batang kemaluanku ke
lubang kemaluannya. "Bless..." batang kemaluanku yang masih kering itu pun terbenam
di belahan daging hangat dan basahnya. Aku sempat menggigit dada Mbak Desi karena
kenikmatan itu. Perlahan-lahan Mbak Desi menggerakkan badannya naik turun,
sedangkan aku hanya terpejam diam menikmati surga dunia itu, "Aah... ah... ah... gila kau
Mbak... gila kamu... ah... Mbak pintar sekali... enak Mbak... oh... terus... ah... ah..." aku
mengerang kenikmatan.
Mbak Desi yang terus menggoyang badannya membungkuk lalu menjilati dan menggigit
putingku, satu gaya yang bisa membunuhku dengan kenikmatan, aku pasrah pada situasi.
"Bunuh aku dengan tubuhmu Mbak..." kataku, Mbak Desi hanya tersenyum simpul.
Mbak Desi tetap di atasku tapi posisi punggungnya membelakangiku, aku kurang sreg
lalu kusuruh dia berbalik lagi, Mbak Desi berbalik lagi dan dia menyodorkan
payudaranya ke arah mulutku, aku pun mulai menghisap dan mengulum sekuatku.


Tiba-tiba tubuh Mbak Desi bergetar hebat sambil meremas kedua lenganku dan kadang-
kadang mencakarku, dia keluar untuk kedua kalinya. Aku berhenti sebentar, supaya
kondisi kemaluannya pulih kembali sebab dia sudah mencapai puncak orgasmenya. Aku
ganti di atas, perlahan-lahan kuarahkan kemaluanku ke depan bibir kemaluannya, sengaja
tidak kumasukkan dulu tapi kubuat main-main dulu dengan cara kuserempetkan ujung
kepala kemaluanku ke klitorisnya, dia mulai mengerang lagi. Dengan perlahan
kumasukkan batang kemaluanku ke lubang kenikmatannya yang sudah basah oleh
semprotan cairan Mbak Desi.

"Bluess..." batang kemaluanku dengan gagahnya maju memasuki liang surga Mbak Desi.
"Ooh... Dik... enak Dik... oh... terruus... Dik... ohh... oohh..." sambil tangannya meremas
kedua putingku. Aku semakin mempercepat goyangan, setelah beberapa lama keringatku
pun membasahi dada Mbak Desi, butir demi butir laknat pun jatuh seiring dengan
bertambahnya argo dosaku, tubuh kami berdua berkeringat hingga kami pun bermandi
peluh. Justru hal itulah yang membuatku makin bernafsu. Sambil merem melek aku
menikmati hal itu, hingga perutku mulai mengeras, otot perut mulai mengencang siap
untuk meledakkan sesuatu, bergetar hebat.

"Oh... Mbak aku mau keluar... Mbak... oh... aku mulai keluar Mbak... Keluarin di mana
Mbak... dalem ya.. oh... oh..." aku mengerang kenikmatan.
"Keluarin di dalam aja Dik, Mbak juga sudah mulai keluar kok... yah... yah... terus Dik...
dipercepat... ya begitu... oh... oh terus Dik..." dengan menjerit Mbak Desi terlihat pasrah.
"Ooh... Mbak... sekarang... Mbak... oh... ah... ahh... sshh... ah..."
"Croot.. croott.. croooooott.. crett..." kusemburkan spermaku di dalam liang kemaluan
Mbak Desi, begitu banyak spermaku sampai-sampai tertumpah di sprei.

Aku menjatuhkan badan di sisi Mbak Desi dengan mengeluarkan kata-kata sumpah
serapah, Mbak Desi bangun dan mengulum batang kemaluanku yang masih berlepotan
spermaku, menjilat dan mengulumnya sampai bersih, rupanya dia menelan sisa-sisa
sperma yang ada di batang kemaluanku, lalu terjatuh di sisiku juga. Kami berdua
terengah-engah dengan nafas memburu, mencoba memahami apa yang kami lakukan
tadi.
"Thank's Mbak..." kukecup kening dan pipinya sambil meremas payudaranya.
"Ya aku puas dengan kamu Dik..." kata Mbak Desi.

Akhirnya kami terus melakukan hubungan itu, di mana pun dan kapan pun, di dapur, di
kamar mandi, di kamarku, di saat sepi. Hingga kini kami terhanyut oleh kenikmatan
surga dunia yang tiada bosan-bosannya kami rasakan.


TAMMAT

Cerita Hot 17, Cerita HOT Terbaru : Kenikmatan Tukang Pijat Mbak Inem -  Ini Semua Kisah Nyata, Semua berawal ketika aku mau pijat karena lelah.

“Pak bisa minta tolong untuk panggilkan Mbok Inem tukang urut itu?? Badanku agak pegal dan mau mriang nih”kataku dgn minta tolong.

Jam 7.20 – pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar, ternyata yg dateng Pak Hartoyo dgn perempuan muda lumayan cakep bersih orangnya, tertegun aku jadinya.

“Mas Andi, ini anaknya Mbok Inem, terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari, tapi dia bisa ngurut kok, walaupun gag sepinter ibunya.” kata pak Hartoyo cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dgn perintahku.

“Ya udah langsung masuk aja” kataku mempersilahkan.

“Saya balik dulu kepangkalan Mas” pamit pak Hartoyo.

Seperginya pak Hartoyo langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Mbok Inem langsung mengekor dari belakang.

“Siapa nama kamu?” tanyaku memecah keheningan.

“Meiti Mas” sahutnya pendek.

Foto Hot Tukang Pijat Plus Plus

Sampai di kamar aku langsung buka kaos, dgn bertelanjang dada seperti biasa kalo diurut sama Mbok Inem, tetapi biasanya aku buka sarung tinggal CELANA DALAM saja, kali ini aku biarkan sarung tetep nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewek muda ini.

“Massage creamnya ada di meja belajar” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.


Tangannya mulai memegang telapak kakiku, terus kebetis, memijat sambil megurut, sama persis dgn apa yg dilakukan ibunya padaku. Mbok Inem emang sudah langganan sama keluarga Bang Johnny, jadi aku juga sudah sering ngurut sama dia. Tapi walaupun cara ngurutnya sama, tetapi serasa berbeda, tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.

“Permisi Mas” katanya membuyarkan lamunanku yg baru mulai berkembang, sambil menyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Urutannya sudah sampai pada paha, sesekali agak tinggi menyentuh pangkal bokongku, agak ke tengah, seerrrrr, rasanya ada Greng, akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan dan membaygkan kalau terjadi hal-hal yg diinginkan.

“Aduh,” aku setengah menahan sakit ( pada hal pura-pura ), soalnya biasanya Mbok Inem kalo aku kesakitan malah dicari yg sakit dan dipijat lebih lama sehingga enakan, eh, betul juga dia melakukan hal yg sama, tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia mengurut belakang lututku, maka dia sekarang mengurut lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku, lalu aku merancang yg lebih dari pilot project ini.

“Jangan diurut gitu, sakit diurut saja pake cream” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit. Dia ambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi, paha, betis, sampe telapak kaki, pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem, aku langsung teriak tertahan, seakan kena bagian sakit lagi.


“Mananya Mas ?” tanyanya.

“Agak daleman Sedikit” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada posisi yg aku mau, letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo diurut-urut yg kena buah zakarku, sengaja aku mengarahkan ke depanan, biar makin pas, lama dia di situ.

“Kasih cream donk” pintaku, pada saat dia ambil cream,

Satu tanganku dgn cepat menyingkap CELANA DALAMku supaya kemaluanku keluar dari CELANA DALAM dan bebas, benar juga pada saat tangannya mengoleskan crean sudah langsung ke buah zakarku, supaya buah zakarku mangkin leluasa dan makin mudah diurut,

“Ati-ati jangan kena celananya, nanti kena cream semua” kataku pura-pura bingung kalo CELANA DALAMku kena cream padahal mauku supaya dia membuka lebih lebar CELANA DALAMku, dgn tangannya, beberapa jenak kemudian dia bilang

“Maaf Mas, CELANA DALAMnya dibuka aja, soalnya nanti kena cream, saya sudah coba menghindari tapi susah, Masnya pake sarung aja. ” kata dia mengagetkanku, kaget karena gag nygka dia bilang gitu.

Akupun berdiri dan melepas CELANA DALAMku, kembali pada posisi semula aku tengkurap, lalu Meiti menyingkap kembali sarungku, hingga ke bokong, aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yg bisa dicapai tangan Meiti.

Benar juga lama dia mengurut, meemas bjiku, sampe aku sendiri sudah gag karuan rasanya konak banget.

Birahi Tukang Urut Muda.

6dewa - Agen Judi Poker Domino99 CapsaSusun AduQ BandarQ BandarPoker Terpercaya Indonesia


“Agak bawahan Sedikit,” pintaku, dia rogoh makin dalem sampe pangkal gagangku kena pegang, diurutnya dgn agak susah karena dari pangkal gagang sampe setengah diurut semua,

“Mas kalo bisa balik badan, soalnya susah kalo gini” pintanya, dgn senang hati aku turuti.

Aku berbalik badan dan kemaluanku masih tertutup kain sarung, dgn merogoh dia pegang lagi posisi yg sama.

Diurut-urut, sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok, tap Meitin kayaknya lagi ngurut, dgn matanya melihat sekeliling kamar, ngelamun kali, aku goygkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas, ternyata berhasil, dia lebih banyak ngurut kemaluanku, tiga empat menit berlalu dia sepertinya gag sadar, tapi lama-lama aku merasa dia bukan ngurut atau ngurut, melainkan benar-benar ngocok kemaluanku, walau tidak digenggam, tapi cukup mantap,

Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku, sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yg sedang ngocok kemaluanku, merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung, dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yg selama beberapa menit ini diurutnya, tapi dia tidak berhenti, matanya mulai ngelirik ke aku.

Dan tanpa expresi, dia teruskan mengocok, kali ini tangannya lebih mengenggam, jadi aku pastikan dia memang sengaja, jadi dgn sedikit ragu, aku letakkan pada pundaknya, saat mengurut tadi, posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja.

Birahi Tukang Urut Muda.

Aku remas dadanya, jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit, sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rupanya tanpa basa basi lagi dia cium Kemaluanku, terus dilanjutkan dgn mengulumnya. Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama Dikuasai nafsu, maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh, aku coba untuk membuka baju atasnya, malah dia mambantunya, sehingga terbuka dadanya,

BH nya pun telah dia lepas dan dadanya yg besar disorongkan kearah mulutku, langsung aja aku hisap pentilnya,. wow, hangat,. kepalanya lalu direbahkan pada pundakku, sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah, kamipun berciuman hangat, lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang.

“Kamu ngurutnya lebih enak dari ibu kamu ya” kataku ngaco, setelah tau dia seperti itu.

“Gag tau Mas, terlanjur kebawa.” dia tak melanjutkan kata-katanya.

Aku asyik menciumi sekitar belakang telinga, samping leher, kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dgn desah dan erangannya yg makin membuatku di awang, Aku bangit dan memiringkan tubuhnya, kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku, dgn posisi yg agak miring itu aku gesek Kemaluanku pada gerbang Kemaluannya .

Beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan, kemudian aku tata kepala kemaluanku pada gerbang Kemaluan, yg jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basah, aku coba tekan, wah, kok sempit, tapi beberapa kali coba, Akirnya berhasil juga mencapai setengah badan kemaluan amblas dalam lorong kegelapan, tampaknya di dalam agak kering, maklum tumitnya kurus kecil, tandanya kalu barangnya cenderung kering, Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi, menambah hangat suasana, terus aja aku goyg sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi.

Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku, ayunan makin ganas karena posisi yg lebih leluasa, dan lorong kegelapan makin licin, rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan pelumas, walau bukan orgasme,


“Kamu sekarang nungging” perintahku.

Saat Meiti nungging, aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa bokongnya aja yg nungging, dgn sedikit rubah gerak, aku masukkan lagi kemaluan jagurku, kali ini lebih sensasional, aku pegangan pada pinggulnya yg cukup gede, dan ayunan makin bebas terkendali, beberapa kali hampir terlepas,

Tapi karena besarnya si Kemaluanku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya, lelah dgn gaya nungging, aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku, dia naik dgn membelakangi aku, pada saat amblasnya gagangku kali ini diiringi dgn nafas tertahannya, kali ini mentok abis.


Meiti diam sesaat sambil merenungi nikmat yg terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyg, lalu Meitipun ikut bergoyg,. kali ini putarannya melingkar, enak sekali, yg aku rasakan, lobang yg sempit, hangat, dan cenderung kering,

Tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala kemaluanku, pasti mentok dan dia pasti gag akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku, Meiti tampak kejang keras sambil mengucapkan kata-kata yg tidak jelas apa maksudnya, cukup lama juga seperti itu.

“Aaaa.duuuuuuu..uuuuhhh Mas.. lemes kakiku rasanya..aku gag kuat lagi gerak..” demikian katanya.

Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya, lalu aku hajar lobangnya dgn lebih keras, sampai panas rasanya kemaluanku, dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan,. lalu aku cabut dan bilang pada Meiti

“Meiti, kamu menghadap ke sini, buka mulut kamu” dan rupanya Meiti mengerti yg aku mau, dgn lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya.

Karena ketakutan akan tidak keburu, maka aku segera saja memasukkan kemaluanku dalam mulutnya yg mungil itu dan aku goyg maju mundur, beberapa kali dan keluarlah, creeetttt… creeeee.tttt… creettt…Aku jatuh kecapaian, di sampingnya,

“Meiti, gimana barusan?” tanyaku memecah keheningan.

“Enak sekali Mas, sampe lemes kaki saya, udah gag tau berapa kali keluar” jawab Meiti sambil males-malesan dalam pelukanku.

Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yg tersisa. Sampai pada saat aku terjaga merasakan paha kananku ada sesuatu yg merayap, aku coba walau males, ‘tuk membuka mataku dan, benar-benar terbelalak jadinya, saat tau apa yg menyentuh pahaku.

Dia Deanny, adik ipar kakakku, Johnny, aku sangka dia ada di rumah temennya, dan yg lebih mengagetkan adalah, dia lihat aku mendekap cewek dan dalam keadaan bugil berdua.

“Andi, loe gila ya, beraninya gag ada orang masukin cewek, gue bilangin Bang John” katanya dgn mata melotot.

“Hei, Dean, denger dulu” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku, saat itu pula Meiti bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu, dia berusaha meraih kain seadanya untuk memutupi tubuh bugilnya sambil bertanya

“Dia siapa Mas ? ”

“Dia ini Deanny, adik ipar kakakku” jawabku pendek.

“Jangan gitu donk, masa loe gag kompak ama gue” jawabku mauhon pengertiannya.

“Iya boleh aja gue gag bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi, gimana?” tanyanya.

Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini, paling banter ntar dia pasti gag kuat nahan nafsunya sendiri, demikian pikirku.


“Mas malu saya nggak bisa” aku rada bangun untuk mencium Meiti.

“Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini” kataku menenangkan.

Dan akupun mulai merangsang Meiti dgn ciuman lembut, sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya, beberapa saat berlalu Meiti mulai terbawa, dan mendesar halus, aku rasakan tangan Deanny mencoba meraih gagangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.

Setelah segalanya siap, akupun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Meiti untuk sesi kedua, pada saat gagangku amblas, Meiti dan Deannypun seakan menahan nafas, rupanya Deanny telah terlarut dalam pemandangan depan matanya.

Permainanku dgn Meiti berlangsung beberapa gaya, dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47, saat itu Deanny telah telanjang di samping tubuh Meiti yg sedang aku tindih, lalu tangan kiriku pun mulai bergerilya ke dada Deanny, wah enak sekali, aku pilin pentilnya dan diapun mengerang.

Sambil terus menggenjot Meiti, aku cium juga bibir Deanny dan pendek kata, pinggangku ke bawah menghabisi Meiti sedang pinggangku ke atas menyerang Deanny,. keduanyapun mengerang seru malam itu, makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya, terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak, aku genjot makin keras si Meiti dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku.


Saat itu kami orgasme bersamaan, sedang Deanny masih belum mencapai walau hampir, erangan kami berdua membakar nafsunya, segera saja Deanny memerintahku untuk menghisap mem3knya sampai keluar, demikian perintahnya.

Akupun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Deanny yg sudah sangat basah tadi,. tapi kemaluanku tetap tertanam dalam Meiti. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Deanny mengejang kejang dan,. lemas puas.

Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku, lalu kukenakan pakaianku dan kusulut segagang rokok sambil ngeloyor kejalanan, mencari pak Hartoyo.

“Pak, anaknya Mbok Inem gag usah ditunggu pulangnya, dan tolong bilangin orang rumahnya kalo dia ngag pulang karena disuruh nemenin Deanny” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Meiti supaya terkesan masih asing buatku.

Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga, ntar malem coba aku geraygi Deanny ach, kali-kali aja dapet nyobain rasanya, pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yg bisa dipake bergantian, khan asyik kalo butuh gak nunggu lama-lama.

Demikianlah cerita tentang  Seks Dengan Mbak Inem Tukang Pijatku semoga kalian semua bisa terhibur dan jangan lupa

Cerita Hot 17, Cerita Seks Terbaru : Mbak Femy Istri Tetanggaku - Namanya Mbak Femi. Mbak Femi sebenarnya sudah menikah dan memiliki anak 1, tapi sayang suami mbak Femi, mas Anto adalah seorang pelaut di kapal pesiar eropa, jadi mbak Femi sering ditinggal 6 sampai 8 bulan. Oh iya, aku kenal baik dengan mas Anto, suaminya, karena beberapa kali saat mas Anto kembali ke indonesia mbak Femi dan mas Anto mengajak aku jalan-jalan.

Cerita dewasa terbaru ini berawal saat aku mau mengeprint laporan pekerjaan. Karena printer diletakkan di meja mbak Femi, maka aku berjalan menuju meja kerjanya. Tapi sebelum sampai ke mejanya, aku melihat mbak Femi serius sekali membaca sebuah web site di layar komputernya. Aku tertawa kecil dan kembali ke mejaku, aku gak mau mengganggu mbak Femi, karena aku hafal betul web site yg sedang dibaca mbak Femi adalah website kumpulan cerita-cerita erotis.

Foto Hot Istri Tetanggaku


Kemudian aku menggoda mbak Femi dengan mengirim pesan YM ke dia :

“Hayo lagi baca apa ? Nakal Ya…” isi pesanku ke dia

Mbak Femi langsung membalikkan badannya dan memandang tajam kearahku, aku cuma tersenyum melihat wajah marah bercampur paniknya.

“Gak baca apa-apa. Mau tau aja nih !” jawab dia masih melalui YM
“Gak usah malu mbak, aku juga sering baca kok ” jawabku lagi

Dia kembali memandangku dari jauh dengan wajah cemberutnya.

“Mas Anto masih lama pulangnya ya ?” tanyaku lewat YM
“He-eh, aduh jadi malu gara-gara ketahuan” jawab Mbak Femi
“Mau dibantu gak ?” tanyaku menggoda
“Maksudnya ?” jawab dia
“Ya kan mbak kangen sama mas Anto, siapa tau saya bisa gantiin sementara ” jawabku nakal
“Maksudnya ?” tanya dia lagi, aku gak tau dia pura-pura ato bener-bener gak ngerti.
” kan saya laki-laki juga, mungkin bisa bantu mbak kayak yg di website” jawabku tambah nakal

Mbak Femi menatapku dengan pandangan marah kemudian menjawab

“Awas ya, nanti aku aduin ke mas Anto, nanti tau rasa kamu”

Aku cuma tertawa sambil menjawab

“He..he..he.. cuma becanda mbak”. Aku memang sebenernya cuma mau menggoda dia.

Setelah chat itu, aku gak begitu memperhatikan mbak Femi karena pekerjaan ku sangat bertumpuk waktu itu. Hingga seminggu kemudian mbak Femi mengirim pesan YM ke komputerku.

“Yan, lagi sibuk banget ya ?” tanyanya melalui YM
“Iya nih mbak, kan deadline bulan depan” jawabku sekenanya, karena aku memang sedang sibuk mengerjakan tugasku yg bertumpuk.
“mmmmm…” jawabnya gak jelas.

Karena aneh atas jawabannya aku mengirim pesan “Ada apa mbak, apa ada masalah ?”

Agak lama dia mengirim jawaban “Rian, masih inget tawaran kamu waktu itu nggak ?”

Jujur aku lupa sekali apa yg aku tawarkan, karena pikiranku penuh dengan pekerjaanku. “Tawaran yg mana ya mbak, maaf aku lupa” jawabku

“Yg minggu lalu itu loh, katanya mau bantuin aku” jawabnya lagi.

Tapi karena aku bener-bener lupa, dengan polosnya aku jawab “Bantuin apa ya ?”

“Ya udah kalo udah lupa ” jawabnya singkat

Aku berfikir keras, aku udah janji apa ya sama dia minggu lalu. Setelah beberapa saat mengingat-ingat, aku terperangah sebentar, karena aku gak duga becandaan aku minggu lalu jadi ditanggepin serius sama dia.

“Wah maaf mbak, yg web site waktu itu ya, beneran nih ?” tanyaku penuh selidik.

Agak lama aku menunggu jawaban sampai dia menjawab “Iya yg itu, mau nggak bantuin aku ?” tanyanya lagi.

Aku tersenyum kecil, mana ada sih cowok yg nolak tawaran kayak gini, apalagi dari mbak Femi yg cantik itu. Aku menjawab

“Wah gak usah ditanya mbak, trus gimana ?”
“Sabtu besok dateng ke rumahku ya, agak sore aja. Tapi awas, rahasia ya” jawabnya.
“OK” jawabku yg mengakhiri chat.

Hari sabtu sekitar jam 4 aku sampai ke rumah Mbak Femi. Rumahnya sepi, aku tdk melihat Ria anak mbak Femi yg baru berumur 4 tahun.

“Ria kemana mbak ?” tanyaku saat aku sudah duduk disofa ruang tengah rumahnya.
“Aku titipin kerumah neneknya” jawab dia sambil membawa minuman dari dapur.

Kemudian dia tersenyum nakal. Aku cuma tertawa kecil melihat tingkahnya.

Hari itu mbak Femi seksi sekali, dia memakai kaos ketat warna putih dan celana pendek warna krem. Aku gak pernah lihat dia berpakian seperti ini sebelumnya, tapi aku pikir mungkin dia berpakaian begitu karena tau tujuan aku datang kerumahnya sediki berbeda kali ini.

Setelah menaruh minuman di meja, mbak Femi duduk di sofa kecil yg bersebrangan dengan sofa panjang yg aku duduki. Sebenernya aku sedikit kecewa dia pilih duduk disitu, tapi pikiran itu segera sirna karena aku sibuk memperhatikan paha putihnya yg terpampang lebar karena celananya tertarik keatas saat dia duduk. Ditambah dari kaus tipisnya, aku dapat melihat bayangan bra kembang-kembang yg dikenakannya. K0ntolku terasa mulai menegang karena memandang wanita minim pakaian ini.

Tapi sayang mbak Femi sepertinya canggung. Setiap aku mulai berbicara yg agak menyerempet, dia langsung membelokkan arah pembicaraan ke hal yg lain. Wah gawat nih, pikirku, bisa gagal rencana karena mbak Femi takut duluan.

Hingga satu saat mbak Femi terdiam, sepertinya dia kehabisan kata-kata untuk membicarakan yg lain. Kesempatan itu aku gunakan untuk duduk mendekatinya. Dari sofa yg masih terpisah, aku pegang kedua tangannya sambil aku elus perlahan.

“Mbak..” kataku perlahan.

Mbak Femi cuma memandangku sambil tertunduk, ada sedikit rasa takut terpancar dari wajahnya.

“Mbak…” kataku lagi sambil menariknya untuk duduk disofa panjang bersamaku.

Mbak Femi mengikuti tarikan tanganku, masih sambil tertunduk antara takut dan malu.

Mbak Femi duduk di pojok sofa, sedang aku duduk disebelahnya. Perlahan aku cium kedua tangan, mbak Femi masih memandangku sambil menunduk. Aku tahu sebenarnya mbak Femi mau, cuma takut karena ini pertama kali ada laki-laki selain suaminya yg menyentuhnya.

Aku pegang kedua pipinya dan aku angkat agar aku melihat wajahnya. Saat wajah kami saling berhadapan aku melihat wajahnya seperti anak kecil yg sedang ketakutan. Aku cium keningnya untuk menenangkannya. Sepertinya cukup berhasil, wajahnya sedikit menurun ketegangannya. Aku cium keningnya sekali lagi kemudian aku kecup kedua pipinya. Mbak Femi cuma diam sambil menutup mata.

Aku kecup bibirnya sekali, tdk ada reaksi. Aku kecup sekali lagi. Kali ini ada sedikit balasan. Yg ketiga kalinya aku cium bibirnya agak lama. Mbak Femi sudah mulai berani, dia membalas ciumanku yg berangsur liar. Saat aku beranikan memasukkan lidahku kemulutnya, dia menyambut dengan liar, bahkan membalas memasukkan lidahnya bergantian.

Saat ciumanku semakin liar, tak lupa tanganku mulai berkerja. Pertama-tama tanganku memegang pinggangnya yg masih kecang, kemudian dari situ aku elus punggungnya. Setelah itu aku mengelus perutnya, terasa perutnya rata tanpa lemak walaupun dia pernah melahirkan 1 kali. Elusanku aku turunkan ke pinggulnya. Kemudian mengikuti garis celana dalamnya, aku sampai mengelus pantatnya, kemudian aku meremas-remas pantatnya. Mbak Femi cuma melenguh kecil saat aku meremas pantatnya.

Kemudian aku beranikan diri untuk meremas payudaranya, walaupun masih dari luar kaos. Tapi karena kaosnya tipis dan Branya adalah model bra yg tipis tanpa kawat, aku dengan mudah meremas-remas kedua payudara yg sering aku nikmati dari jauh tersebut. Kali ini mbak Femi melenguh agak keras walaupun tdk melepas ciumannku. Aku loloskan tanganku kedalam kaosnya mencoba melepas kait branya dari belakang. Tapi mbak Femi bertindak lebih, dia membuka kaos sekaligus branya.

Melihat dia membuka kaos, aku ikut membuka kaosku. Aku menjaga kondisiku selalu sama dengan dia agar dia percaya. Sambil aku membuka kaos, mbak Femi menata bantal sofa yg ukurannya besar diujung sofa kemudian dia bersandar disitu dengan pasrah. Selesai membuka kaos, aku posisikan tubuhku diantara selangkangannya, dia membuka selangkangannya agak lebar untuk memudahkanku menindihnya.

Aku kembali menciumnya, kali ini sambil meremas-remas payudaranya yg memang masih sangat kenyal itu. Sekali-sekali aku cium pipi dan lehernya. Aku juga kadang-kadang menjilat lehernya hingga membuat dia bergetar beberapa saat.

Ciuman aku turunkan kearah payudara kanannya. Perlahan-lahan aku kecup sekitar payudaranya tapi aku hindarkan pentilnya. Kemudian aku jilat memutar mengecil hingga akhirnya sampai ke pentil. Aku hisap sesaat kemudian aku pindah ke payudara kiri untuk memperlakukan hal yg sama.

Sepertinya mbak Femi tdk sabar, kemudian dia menarik tanganku dan menekan telapakku kearah payudaranya yg bebas. Aku mengerti, kemudian aku remas-remas perlahan payudaranya sambil kadang-kadang memutar-mutar pentilnya.

Serangan aku tingkatkan. Perlahan aku elus-elus paha dalamnya. Mbak Femi kelojotan menerima seranganku. Aku menyusupkan tanganku kedalam celana dalamnya. Langsung terasa olehku lipatan memek yg diselimuti bulu-bulu halus, sudah sangat basah disana.

Tiba-tiba mbak Femi menarik celananya untuk membuka. Wah buru-buru sekali mbak ini Aku membantu meloloskan celana pendek tersebut. Kemudian aku sendiri membuka celana panjangku. Sekarang kami sudah sama-sama telanjang.

Aku tindih mbak Femi sekali lagi. Rencanaku sih aku ingin mencium bibirnya, kemudian turun ke payudaranya baru kemudian mencium memeknya. Tapi mbak Femi sudah tdk sabaran. Dia menarik-narik k0ntolku untuk diarahkan ke memeknya. Hmm.. sepertinya mbak Femi sudah begitu lama menahan birahinya sehingga ingin langsung tusuk saja. Aku turuti kemauannya, aku arahkan k0ntolku ke memeknya, tapi mbak Femi masih menggenggam k0ntolku seakan tdk sabar agar k0ntolku dimasukkan kememeknya.

Aku dorong perlahan k0ntolku hingga amblas semua, mbak Femi melenguh agak keras, badannya terasa begitu rileks seakan merasa lega akhirnya yg diidam-idamkannya tercapai juga.

Mbak Femi terdiam sesaat hanya menerima kocokanku yg baru perlahan. Tapi tiba-tiba mbak Femi menjadi sangat liar, tangannya menekan erat pantatku sambil menggoyangkan pinggulnya kekanan-kekiri dengan liar, seakan kocokanku tdk cukup Wah begini deh kalo cewek dianggurin sama suaminya, jadi super liar

Mbak Femi berteriak-teriak keenakan, sambil terus memutar-mutar pinggulnya mengikuti irama kocokan k0ntolku. Tapi tiba-tiba tubuh mbak Femi menegang sambil berteriak kencang. Terasa cairan menyemprot dari dalam memeknya, dia orgasme hebat.

Kemudian badannya terasa sangat lemas, dia memandangku dengan senyum kecil. Dimemeknya terasa sangat basah, aku merasa cairan memeknya sampai menetes keluar. Aku kocok perlahan karena aku belum apa-apa, tapi sepertinya orgasme mbak Femi begitu hebat sehingga dia tetap tergolek lemas sambil tersenyum kecil seperti diawang-awang. Akhirnya aku hentikan kosokanku dan aku cabut k0ntolku dari memeknya, karena mbak Femi terlihat semakin lemas dan terlihat menjadi mengantuk.

Akhirnya aku angkat mbak Femi dan aku tidurkan di kamarnya. Aku tdk memakaikan pakaiannya, hanya menyelimutinya, kemudian dia tertidur.

Aku memakai pakaianku kembali dan duduk ditempat tidur menemani mbak Femi yg tertidur sambil menonton televisi yg memang ada di dalam kamarnya tersebut.
Sekitar jam 7 malam tiba-tiba mbak Femi memelukku dari belakang, kemudian menggelayut di punggungku.

“eh udah bangun mbak ?” tanyaku

Dia cuma mengangguk sambil tetap memelukku erat.

“Maaf ya Yan..” katanya manja.
“Maaf kenapa ?” tanyaku, sambil mengelus tangannya yg melingkar ke dadaku.
“Maaf tadi aku langsung tidur, padahal kamu belum apa-apa” kata mbak Femi
“Trus kamu gimana ?” tanyanya sambil meraba k0ntolku dari luar celana.
“Enggak apa-apa kok mbak” jawabku sambil memutar badanku. Kemudian aku memeluk tubuhnya erat.

Entah kenapa aku jadi sayang sekali dengan wanita itu. Aku kecup keningnya sekali kemudian aku peluk erat lagi.

“Mau diterusin sekarang ?” bisik mbak Femi yg masih dalam pelukanku. “Nanti aja mbak” jawabku. “Kita makan malam aja dulu yuk” ajakku. Kemudian mbak Femi berdiri dan memakai bathrobe. “Ayo, aku dah masak tadi siang khusus buat kamu” ajak mbak Femi kearah meja makan.

Selama makan malam kami bercerita panjang. Dari pembicaraan itu aku tahu kalau mbak Femi memang memiliki nafsu seks yg sangat tinggi tapi sayang mas Anto jarang pulang. Dia sebenarnya sering tdk tahan, tapi tdk mau menghianati mas Anto, tapi saat bertemu aku, mbak Femi menaruh perhatian ke aku, makanya saat aku menawarkan bantuan waktu itu, mbak Femi langsung menanggapinya dengan serius.

Sehabis makan kami menonton televisi. Kami duduk di lantai yg dialasi permadani. Mbak Femi duduk diantara selangkanganku yg kubuka lebar, dia menyandarkan tubuhnya ke dadaku, sambil aku memeluknya dari belakang.

Selama nonton tv, kami seperti pasangan yg sedang dimabuk kasmaran. Mbak Femi bersikap sangat manja kepadaku sedang akupun memanjakannya dengan senang hati. Sambil memeluknya dari belakang, sesekali aku membelai rambutnya dan mencium tengkuknya yg putih bersih. Mbak Femi cuma melenguh pelan sambil sekali-sekali mencium tanganku yg memeluknya.

perlahan aku mulai mengelus-elus payudaranya, mbak Femi mulai duduk dengan gelisah. Apalagi saat aku meremas payudaranya, tubuhnya menegang dan melemas seirama dengan remasanku. Tangan kananku aku selipkan masuk kedalam celana dalamnya. Perlahan aku elus garis memeknya, terasa perlahan cairan memeknya mulai membanjir.

Tangan kiriku masuk kedalam bathrobenya langsung meremas payudaranya yg tdk dibaluti bra lagi. Sementara jari tengah tangan kananku mulai menusuk memeknya, terasa memeknya berdenyut-denyut hebat.

Mbak Femi tdk sabar kemudian membalikkan badannya, kemudian dia menciumku dengan ganas, sedangkan tangannya menyerbu celanaku berusaha untuk mengeluarkan k0ntolku, Aku buka ikat pinggang dan resletingku sehingga mbak Femi bisa menarik k0ntolku keluar dan mulai mengelus-elusnya.

“Mbak dikamar aja yuk” ajakku.

Mbak Femi cuma mengangguk. Kemudian aku menuntun dia menuju kamar tidurnya. Sampai dikamar tidur aku menelentangkannya ditengah tempat tidur, kemudian aku melepaskan bathrobe dan celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat. Kemudian aku melepaskan baju dan celanaku sehingga akupun telanjang bulat.

Perlahan aku merangkak diatas tubuhnya untuk memposisikan tubuhku diantara selangkangannya. Kemudian aku mencium bibirnya perlahan. Ciuman aku turunkan kelehernya, sesekali aku jilat lehernya. Ciuman kemudian aku turunkan kembali ke payudaranya. Disitu aku menyedot pentil dan meremas-remas payudaranya. Sesekali pentilnya aku gigit kecil untuk memberinya sensasi.

Ciuman aku turunkan lagi ke perutnya yg rata tersebut. Disitu aku baru sadar ternyata pinggul mbak Femi sangat bagus. Aku cium pinggulnya kemudian paha dalamnya. Aku sengaja melewatkan memeknya untuk sasaran akhir. Dari pahanya aku cium betisnya sampai aku cium ujung kakinya.

Selanjutnya gerakan aku balik, aku cium betisnya, kemudian aku cium pahanya, selanjutnya, perlahan aku kecup memeknya. Aku tatap wajah mbak Femi dari antara selangkangannya, wajahnya terlihat tegang menunggu hal selanjutnya yg aku kerjakan.

Kemudian aku kecup memek itu sekali lagi. Dengan menggunakan jariku, aku sibak bulu jembutnya sehingga memeknnya terlihat jelas, perlahan aku jilat bibir memek kiri dan kanannya perlahan. Selanjutnya dengan gerakan pasti jilatan aku arahkan ke klitorisnya. Klitorisnya tdk terlalu besar tapi cukup mudah untuk dijilat kemudian aku hisap perlahan.

Pinggul mbak Femi semakin tdk tenang, dia seakan menghindari jilatannku tapi tangganya menekan kepalaku untuk terus menjilati klitorisnya. Cairan memeknya keluar sangat banyak.

Kemudian aku sejajarkan tubuhku dengan tubuhnya, dia mengerti kalu kau ingin penetrasi ke memeknya. Tapi aku tunda sebentar, aku cuma menggosok-gosokkan kepala k0ntolku ke bibir memeknya. Dia meringis seperti protes karena aku berlama-lama, aku cuma membalasnya dengan seyum kecil. Dia mencoba menekan pantatku, tapi aku tahan.

Dia menatapku dengan wajah protes, dia terlihat frustasi. Dia mencoba menekannya sekali lagi, tapi tetap aku tahan, dia semakin frustasi. Kemudian aku kecup bibirnya sekali dan aku masukkan k0ntolku sampai mentok.

“Kamu jahat sayang.. kamu jahat..” bisik mbak Femi saat aku memeluknya erat setelah memasukkan k0ntolku.

Aku pompa k0ntolku ke memeknya perlahan, dan mbak Femi meresponnya dengan mengikuti gerakanku. Walaupun sebenarnya ini posisi yg konvensional, tapi entah kenapa terasa begitu nikmat. Mungkin karena aku sudah merasakan benih-benih cinta dan mbak Femi pun begitu sehingga terasa setiap gesekan k0ntolku dan memeknya seperti menyalurkan energi cinta diantara tubuh kami.

Aku bangkit dan berlutut diantara selangkangannya dengan k0ntolku masih didalam memeknya. Aku taruh jari tengahku ke mulutnya, dan aku hentikan gerakan k0ntolku. Pertama-tama dia bingung, tapi kemudian dia menghisap perlahan jariku. Saat dia menghisap jariku, gerakan k0ntolku aku selaraskan dengan gerakan hisapannya. Dia tersenyum lebar, mbak Femi mengerti permainan ini, kemudian dia mulai menghisap mengikuti bagian mana dari memeknya yg ingin ditusuk oleh k0ntolku. Bacaan sex top: Cerita Dewasa Frustasi Karena Puncak Birahi Wanita

Lama-lama gerakan hisapnya makin cepat sehingga aku makin susah menyelaraskan gerakannya dengan k0ntolku, sepertinya dia sedikit lagi orgasme. Aku tarik jariku dan aku menindihnya dengan gaya konvensional. Perlahan aku pompa memeknya kadang pelan, kadang cepat. Mbak Femi terlihat makin dekat dengan orgasmenya, badannya makin tegang.

Tak lama tubuh mbak Femi melengkung sambil dia terpekik kecil, memeknya terasa licin sekali. Aku percepat pompaanku dan akupun menekan k0ntolku dalam-dalam sambil menyemprotkan spermaku ke rahimnya.

Kemudian aku memeluknya sambil membisikkan

“Aku cinta kamu mbak”. Mbak Femi tersenyum kemudian memelukku erat seperti tdk mau dilepaskan. -

Demikianlah cerita tentang  Seks Dengan Tante Femy Istri Tetanggaku semoga kalian semua bisa terhibur dan jangan lupa


Cerita Sex, Sex Hot Terbaru, Cerita Dewasa, Ngentot Cerita Sex Terbaru : Nikmatnya Seks Dengan Anak Bosku Yang Binal - Cerita dewasa terbaru ini dimulai dari seseorang bernama Rudi Hataro ,ciri-ciriku adalah muka tampan,.tubuh ramping,kulit sawo matang,dan agak tinggi,umurku adalah 18 tahun.

Foto Hot Anak Bosku Yang Binal


Tp aku tak kuliah dan memilih untuk mencari pekerjaan untuk mengjhidupi keluargaku,saat SMA dulu banyak Wanita yg menyukaiku karena aku memang tampan,tetapi jujur tak ada yg dapat meluluhkan hatiku. -cerita sex terbaru- Aku baru saja lulus dari SMA dan akan mencari pekerjaan.

Akupun melihat lowongan pekerjaan di Koran,yg menarik perhatianku adalah sebuah toko pakaian yg baru buka,mereka mencari seorang pegawai,aku berangkat ke toko itu dgn segera menggunaka sepeda motorku.

Setelah setengah jam akhirnya aku melihat sebuah toko baju,menurutku toko itu lumayan besar,akupun masuk ke sana,tak ada seorangpun kecuali seorang tante yg kira-kira berusia 50 tahunan di tempat kasir,akupun menghampirinya,aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku,

“Eh,nyonya,saya mencari pekerjaan”Kataku membuka percakapan

“Oh,iya,pegawai kami baru saja keluar,kamu boleh bekerja di sini”

Cerita dewasa terbaru, Setelah itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai dari peraturan,cara menyapa,cara melayani,dan lain – lain.

“Wah,kamu cepat tangkap,ya?”Kata nyonya itu sambil tersenyum

Akupun tersenyum kecil saja.Belakangan kuketahui nyonya itu bernama nyonya Leni,kulitnya berwarna putih,rambut panjang,dan wajahnya agak cantik menurutku.

Dia jg baru saja mengetahui namaku.

“Dengar Adi,aku mau pergi sebentar,kamu tolong awasi toko ini”

“Wah,tp saya baru bekerja nyonya”

“Tak apa-apa,nanti akan kusuruh putriku turun menemanimu”

“Hmmmm,oke,deh”Jawabku tersenyum.

Nyonya Leni pun memanggil nama

“Nayla,Nayla”,dari belakang pintu di sebelah kasir terdengar suara seorang gadis.

Lalu gadis itu pun keluar,sungguh aku terpesona padanya,gadis bernama Nayla itu sungguh cantik,tubuhnya mungil dan agak montok,payudaranya lumayan besar,pantatnya montok berisi,kulitnya putih,rambut hitam panjang,dan senyumannya adalah senyuman termanis yg pernah kulihat,kuakui aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.Setelah nyonya Leni pergi,kuberanikan diri untuk menyapanya

“Hai”

“Hai,pegawai baru,ya?”

“Iya”Jawabku tersenyum

Kamipun berbincang – bincang sebentar,dapat kuketahui Nayla sekarang berumur 18 tahun,ibunya adalah seorang Wanita sibuk,begitu jg dgn ayahnya,jadi dia sering membantu menjaga toko,tak lama kemudian seorang pelanggan datang,akupun melayaninya secepatnya agar bisa berbincang – bincang dgn Nayla,setelah pelanggan itu mendapat barang yg dia inginkan dan membayar,akupun kembali ke dekat kasir.

“Kalo jam sekarang masih sepi,Rud,nanti sekitar jam 3 baru ramai”

“Ohhh,akupun mengangguk

Harus kuakui Nayla sangat asyik,semua omongan jadi nyambung,baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti ini.

“Nay,kamu sudah punya pacar?”Tanyaku penasaran

“Belum,kalo kamu?”

“Aku jg belum”

“Oh,kita sama-sama single,dong”Katanya sambil tersenyum

Akupun tersenyum,rasanya aku ingin membalas “Kamu mau tdk sama aku?”Tp aku tdk berani mengatakannya,jujur pertama ini aku bisa mengobrol lama dgn seorang gadis.Keringatku tak berhenti bercucuran pertanda aku gugup.

“Panas,ya?”Tanya Nayla

“Hmmm,tdk,kok”Jawabku

“Hehehe,kamu keringatan,ya?”

“Iya,anggukku membalas candanya

Setelah 5 menit seorang pelanggan masuk lagi,akupun melayaninya dan kembali ke Nayla

“Rud,kamu asyik,ya,orangnya?”

Aku terkejut mendengarnya,ternyata leluconku yg dari tadi kuluncurkan dapat meluluhkan hatinya

“Ah,kamu jg asyik,kok”Jawabku dgn tersenyum

Wajah cantiknya tersenyum manis, penisku terasa tak dapat diturunkan,sangat tegang.Kami berpandangan sebentar,lalu kuberanikan diri untuk menciumnya,jantungku serasa berdegup kencang,Nayla agak terkejut,tp dia tak memberontak, kukulum bibirnya dgn mesra,kami berciuman ala French Kiss,ini adalah ciuman pertamaku.

Suasana semakin memanas,kuberanikan diriku untuk mnyentuh payudara 34 B nya,Nayla agak terkejut,tp karena terlanjur nafsu dia membiarkan tanganku bermain sambil mulutku mencumbui mulutnya,sejenak Nayla memberhentikan permainanku.

“Rud, kamu kunci pintu dulu, deh, malu kalau diliat orang nanti”

Akupun melangkah dgn cepat ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti tanda di pintu menjadi “CLOSE”

Lalu aku segera berjalan kea rah Nayla, Nayla mengajakku masuk ke dalam tokonya dan dia mengajakku ke kamarnya, setelah sampai ke kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri untuk menciumnya lagi, Nayla membalas ciumanku dgn mesra.

Sementara tanganku kembali meremas payudara Nayla yg sudah mengeras, setelah lima menit kuberanikan diri untuk membuka pakaianku satu persatu, saat penisku yg besar terpampang, Nayla cukup kaget dan agak jijik, ini mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah *****, sementara selama ini aku tak pernah berhubungan badan, aku hanya mendapatkan ilmu dari film biru yg selalu kutonton.

Nayla tak tahu harus berbuat apa dgn penisku yg dari tadi sudah menegang, dia hanya memandanginya sambil kadang menyentuhnya dgn jarinya, kutuntun dia agar menunduk dan menjilat penisku

“Ah, jijik, Rud, gak mau ah”tolaknya

“Ayo deh, Nay, entar kamu bakal merasakan kenikmatan”kataku meyakinkan

Nayla akhirnya menyetujuinya entah karena dia sudah bernafsu atau terpancing kata – kataku, dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya dgn lembut, pertama terasa agak kaku, tp setelah terbiasa, kulumannya terasa nikmat, membuatku merasakan kenikmatan yg belum pernah kurasakan.

Setelah puas bermain dgn penisku Nayla kembali berdiri dan tersenyum manis padaku yg semakin membuat nafsuku meningkat, kubuka bajunya dgn perlahan, dia tak menolak, malah tersenyum

Pasti dia sudah nafsu pikirku, sampai Nayla telanjang bulat, kulihat pemandangan yg sungguh indah di depanku, payudaranya yg montok dgn puting berwarna pink yg sudah mengeras, sedangkan memeknya masih berwarna merah muda, ditumbuhi bulu – bulu halus.

Akupun menjilat payudaranya dan memainkan putingnya, Nayla agak kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari desahan kecilnya dan rontaan pelannya, setelah puas dgn payudaranya, aku melakukan French kiss denganya sbentar sambil tanganku menelusuri memek perawannya.

Memeknya masih mulus dan halus pertanda Nayla sering merawatnya, setelah puas, akupun menuntun Nayla ke tempat tidurnya, lalu kubaringkan di sana

“Apa yg akan kamu lakukan, Rud?”Tanyanya heran

“Aku akan menusukkan penisku pada memekmu, agak sakit sebentar, tp nanti akan sangat nikmat deh”Kataku padanya

“Jangan, Rud, aku masih perawan”

Tak kudengarkan lagi kata-katanya karena terlalu nafsu, kuarahkan penisku pada memek Nayla yg sudah basah, sementara Nayla hanya bisa berkata “Jangan, Rud”, sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi aku sudah terlanjur nafsu, kumasukkan penisku perlahan pada memeknya yg basah.

Nayla berteriak dgn keras saat kupaksakan masuk penisku, penisku sulit masuk karena memek Nia masih sempit, saat kumasukkan perlaha, wajah cantik Nayla mengeluarkan air mata dan Nayla mendesah kesakitan.

Akhirnya setelah lima menit, seluruh penisku masuk dalam memeknya, seperti yg kuduga, Nayla merasakan kenikmatan luar biasa, saat semula dia meronta, dia kini sudah tenang dan menikmati permainanku, kutusukkan secara perlahan lalu semakin cepat,

“Ahhh, Rud, enak, Rud, ahhh, terusin, Rud, Akkkhh”

Kurasakan penisku seperti dipijit oleh memeknya, sangat nikmat terasa sehingga aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan memajumundurkan penisku pada memeknya yg sempit, Nayla mendesah kecil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir di pipinya sementara tubuhnya berkeringat.

Saat kulihat wajahnya yg berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sehingga kucepatkan tusukanku yg membuat Nayla mendesah semakin keras, sementara penisku dipijat dgn lebih keras oleh memeknya.

“Akkkhh, Ssssst, ahhhhh, Rud, enak, Rud, Ahhhh”Begitulah kata yg muncul dari mulut Nayla pertanda dia suka dgn permainanku

Stelah 20 menit kurasakan kenikmatan itu, Nayla mengalami orgasme hebat, cairan hangat keluar dari memeknya, akupun mencabut penisku, lalu kukocokkan dgn cepat di depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya

Nayla pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena dia sudah capek, tp setelah melihat tubuhnya yg dipenuhi keringat yg memancing nafsuku, akupun berniat melanjutkannya.

Aku segera duduk di tempat tidur, lalu kutuntun tubuhnya agar memeknya pas di atas penisku, setelah mencapai posisi ideal, akupun memasukkan penisku ke dalam memeknya yg masih basah, kudengar Nayla mendesah kecil saat penisku berhasil masuk lagi ke dalam memeknya.

Lalu kunaikturumkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Nayla semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan penisku dipijat oleh memeknya lebih keras dari tadi, itu malah membuatku merasa semakin nikmat,

“Ahhh, Rud, terusin, Rud, Ahhh, lebih cepat lagi, di”

“Oke, sayang”

Kucepatkan frekuensi tusukanku yg menambah kenikmatan pada Nayla, dia mendesah dgn kenikmatan

“Ahhh, Rud, nikmat banget, Rud, Ahhhh, Ssssst”

Sementara aku baru kali ini merasakan kenikmatan seperti ini, pijatan pada penisku sangat nikmat, membuatku mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat, setelah 20 menit kunaikturunkan penisku pada memeknya.

Memek Nayla kembali mengeluarkan cairan hangat, kubaringkan tubuhnya yg sudah lemas lalu kukeluarkan spermaku di dadanya, kamipun terbaring lemas dan berpelukan dalam keadaan telanjang.

“Gimana, Nay?Enak, gak?”Tanyaku

“Wah, enak banget, Rud, baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, terima kasih, ya?”Dia berkata sambil tersenyum padaku

“Aku yg berterima kasih, Nay”Kataku membalas senyumannya

Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan Nayla, lalu kami mandi bersama dan kembali menjaga toko, di depan toko sudah berjejer beberapa pelanggan.

Akupun segera membuka pintu dan mmpersilahkan mereka masuk, aku dan Nayla melayani mereka, sampai jam 05.00 Nyonya Leny pulang, dia suka dgn cara kerjaku, dan dia menerimaku menjadi pegawai tetap.

Aku masih meneruskan bercinta dgn Nayla pada saat jam sepi dan seperti tak terjadi apa – apa, aku sungguh beruntung bekerja di toko ini, dan Nayla adalah Wanita tercantik dan terhebat yg pernah kutemui.


Cerita Sex, Sex Hot Terbaru, Cerita Dewasa, Ngentot Cerita Sex Terbaru : Cerita Dengan Pembantu Rumah Bikin Ketagihan - Namaku Cynthia, wanita berumur 24 tahun, aku dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang cukup mapan. Karena itu aku terbiasa berhias dan menikmati kehidupan yang lumayan mewah. Kulitku putih dan orang bilang tubuhku cukup ideal. Aku telah berumah tangga, Sandi suamiku mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang eksport import. Saat ini dia sedang tidak berada di rumah. Dia pergi keluar kota selama kurang lebih sebulan untuk mengurus keperluan bisnisnya.

Cerita Sex Hot Dengan Pembantu dan Sopir

Aku terbiasa ditinggal sendiri di dalam rumah mewahku. Tapi sebulan yang lalu dia pulang membawa seseorang yang akan dijadikan sopir di rumahku. Dia adalah Martono, seorang pria berumur kurang lebih 40 tahunan. Rambutnya botak kulitnya hitam dan wajahnya terlihat buruk keras. Suamiku yang mempekerjakannya sebagai sopir kami sebagai balas jasa telah menyelamatkan suamiku dari ancaman perampokan di jalan raya. Meskipun aku kadang-kadang ketakutan melihat matanya yang jelalatan melihatku, tapi aku menghormati keputusan suamiku. Dia memang pintar mengemudi mobil dan mengetahui seluk-beluk kotaJakarta. Seringkali Aku belanja ke Mall hanya diantar oleh Martono karena suamiku betul-betul sangat sibuk.

Suatu hari ketika aku sedang memasak di dapur, tiba-tiba aku dikejutkan dengan kehadiran Martono yang menatapku dengan jelalatan.
“Oh Pak Martono…. kaget saya melihat bapak tiba-tiba sudah ada disini.” Aku memanggilnya dengan sebutan bapak karena dia lebih tua dariku.
“Maaf nyonya kalau saya ternyata mengagetkan …..”. Dia menjawab tapi tatapan matanya tidak berhenti menatap dadaku. Aku sedikit risih dengan tatapannya, lalu aku pura-pura menyibukkan diri memasak kembali. Martono masih diam saja di dapur menatap bagian belakang tubuhku.
“Ada keperluan apa bapak ke dapur.” Akhirnya aku bertanya setelah sekian lama mendiamkannya.
“Nyonya sangat cantik sekali…..dan seksi” Martono menjawab. Aku terkejut dengan jawabannya itu. Jantungku berpacu semakin cepat, aku mulai was-was.
“Jangan-jangan….ah, tidak mungkin…. Semoga dia cuma berkata sebenarnya, hanya caranya mengungkapkan seperti orang yang terbiasa hidup di jalanan. Tanpa basa-basi.” Aku berusaha menenangkan deburan jantungku.
“Terimakasih…..” aku menjawab dengan sedikit gemetar.
“Sebenarnya Nyonya sangat menggairahkan, setiap kali saya di dekat Nyonya pasti “adik” saya terbangun. Saya masih yakin dapat memuaskan Nyonya.” Martono berkata tanpa basa-basi. Deg…. Dugaanku ternyata benar, aku takut sekaligus marah dengan Martono. Aku menghadapnya dengan mengacungkan pisau dapur yang sedang kupakai.
“Hei Martono, jangan kurang ajar terhadapku. Ingat aku adalah majikanmu. Aku bisa memecatmu sekarang juga karena kelakuanmu yang tidak sopan terhadapku. Selama ini aku menerimamu karena menghormati suamiku.”aku membentak tanpa menghiraukan usianya yang lebih tua dariku.
Tanpa-diduga-duga dia memelintir tanganku yang memegang pisau sehingga pisau itu terlempar. Aku mengaduh kesakitan. Tapi tangan kirinya telah memelukku dengan erat. Aku tidak bisa bergerak sama sekali, karena himpitan tenaganya yang kuat.
“Kamu kira aku bisa ditakuti dengan mainan seperti itu…. hah.” Dia sekarang menelikung tanganku dan mendekapkan badanku ke badannya. Aku gemetar ketakutan dan tidak terpikir untuk berteriak saking gugupnya.
“Aku memang mengincarmu dari dulu, karena itu mengatur siasat agar dia dirampok oleh kawa-kawanku. Aku pura-pura datang menolongnya. Sekarang kalau kau berani melawan, maka kau akan tahu akibatnya. Kau dan suamimu bisa kubunuh kapan saja bila kau coba-coba melapor pada pihak yang berwajib. Aku punya banyak kawan preman di jalanan yang bisa dengan mudah kuperintahkan.” Martono mengancamku. Aku semakin ketakutan, hilanglah sudah harapanku.
“Aku akan melepaskan pelukanku kalau kau mengerti kondisimu saat ini.” Martono meneruskan. Aku hanya diam menggigil ketakutan dan mengangguk. Dia menyeringai dan melepaskan pelukannya. Aku langsung terduduk di lantai dan menangis. Martono tertawa penuh kemenangan. Sedangkan hatiku sangat kalut. Martono bisa melakukan apa saja terhadapku. Kalau aku melaporkan dia pada Polisi maka jiwaku dan suamiku akan terancam.
“Kamu tidak perlu menangis… karena aku akan memberikan kepuasan batin yang tak terhingga kepadamu. Aku tahu kebutuhan batinku sangat kurang karena suamimu jarang berada di rumah. Kamu sangat kesepian kan?. Pikirkan saja bahwa suamimu tidak ada disini sedangkan kau merasa sangat kesepian, siapa yang salah sekarang….” Martono berkata dengan tenangnya.

Sambil duduk Martono membuka resliting celananya. Kemaluannya tampak telah membesar dan kini tepat mengarah di depan wajahku. Akupun kembali membuang muka sambil memejamkan mata. Martono mulai memaksa untuk mengoral batang kejantanannya. Tangannya keras segera meraih kepalaku dan wajahnya ke depan kemaluannya. Setelah itu kemudian Martono memaksakan batang kejantanannya masuk ke dalam mulutku hingga sampai pangkal penis dan sepasang buah zakar bergelantungan di depan bibirku. Dengan agak terpaksa aku membuka mulutku dan mulai menciumi penis Martono, sebenarnya ukuran penis Martono hampir sama dengan milik suamiku tetapi punya Martono sedikit lebih panjang dan agak membesar di bagian kepalanya. Akhirnya perlahan aku mulai menjilati dan mengulum penis itu. “Ohh.. Nikmat sekali sayaang, kau memang pintar”
Martono mengerang sambil meremas rambutku lalu ia mendorong dan menarik penisnya di mulutku. Aku terus mengutuk diriku yang rela memberikan sesuatu yang lebih pada orang lain daripada untuk suamiku karena selama ini aku selalu menolak kalau Mas Sandi minta untuk memasukan penisnya ke mulutku. Aku gelagapan karena mulutku kini disumpal oleh kemaluan Martono yang besar itu. Martono mulai mengocokkan batang penisnya dimulutku yang megap-megap karena kekurangan Oksigen. Dipompanya kemaluannya keluar masuk dengan cepat hingga buah zakarnya terasa memukul-mukul daguku. Tak terasa air mataku mengalir deras, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa…. Bunyi berkecipak karena gesekan bibirku dan batang penis yang sedang dikulum tidak dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Martono makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajahku. Batang penisnya juga semakin cepat keluar masuk di mulutku, dan sesekali membuatku tersedak dan ingin muntah.

Lama sekali rasanya batang penis Martono kukulum dan membuatku makin lemas dan pucat. Akhirnya tubuh Martono pun mengejan keras dan Martono menumpahkan spermanya di rongga mulutku. Hal ini membuatku tersentak dan kaget, ingin memuntahkannya keluar namun pegangan tangan Martono di kepalaku sangat keras sekali, sehingga dengan terpaksa aku menelan sebagian besar sperma itu.
“Aaah..,” Martono pun mendesah.
“Akhirnya aku bisa menikmati mulutmu yang indah sayang……..”
Terasa sakit rasanya hatiku. Aku seperti wanita yang tidak berharga dan bisa dipermainkan oleh siapa saja. Aku hanya bisa menangis tanpa bisa melawan.
“Ayo ikut aku…” Martono kemudian menarik tanganku dengan kasar. Dengan setengah menyeret dia membawaku ke kamar tidurku. Didorongnya tubuhku ke atas ranjangku yang empuk.
“Hmm. Kamar yang bagus dan wangi…. Cocok untuk kita saling melepas hasrat yang sangat nikmat.” Martono mengagumi kamar tidurku yang luas dan bersih. Aku tetap berbaring telungkup dengan menangis. Sia-sia saja aku walaupun berteriak, tidak ada tetangga yang akan mendengarku. Hidup di Jakarta kadang-kadang tidak memperdulikan penderitaan tetanga.Yang paling parah, Martono bisa mencelakakanku, yang paling kutakuti sebenarnya kalau dia sampai mencelakakan suamiku.
“Hei…jangan diam saja. Bangun sini.”Martono membentakku. Aku lalu bangun mendekatinya. Dia menyeringai dan berkata “Lepaskan seluruh pakaianmu dan menarilah.”
“Gila… apakah aku disuruh berstriptease dihadapannya. Terhadap suamikupun aku belum pernah melakukannya.” Aku semakin gemetar….
“Tolong, jangan lakukan ini kepada kami….kalau pak Martono perlu uang nanti kami beri sesuai permintaan bapak.” Aku memberanikan diri menolak kemauannya dengan suara yang bergetar.
“Jangan menolak, atau aku telpon temanku sekarang juga untuk mengurus suamimu. Tapi kalau kau memberikan layanan terbaikmu, maka kau jamin dirimu dan suamimu tidak akan binasa. Rahasia diantara kita tidak akan diketahuinya dan kaupun dapat menikmati keperkasaanku. Ha.. ha.. ha..” Martono malah balik membentak.
Perlahan-lahan aku mulai melepaskan pakaian yang kupakai. Kubuka kancing bajuku satu persatu dengan tangan gemetar. Nafas Martono nampak sedikit tertahan tegang ketika aku membuka bra warna pink yang kupakai. Aku menggoyang-goyangkan pantatku perlahan-lahan sambil membuka celana dalam yang merupakan bagian terakhir perlengkapan pakaianku. Aku menutupi payudaraku dan bagian kewanitaanku dengan kedua belah tanganku sebisa mungkin. Hatiku makin tidak karuan. Mata Martono semakin beringas.

“Beruntung sekali aku mendapatkanmu…. Tubuhmu yang putih mulus dan kencang sungguh luar biasa indahnya. Mari sini sayang.”
Martono menarik tanganku dan membaringkanku telentang. Dia dengan tergesa-gesa melepaskan pakaiannya. Badannya yang hitam menandakan dia terbiasa bekerja di bawah terik matahari. Terlihat beberapa tatto di badannya. Selama ini aku tidak pernah melihat dia mempunyai tatto. Kepalaku terasa berkunang-kunang, rasanya aku hampir tidak sanggup menahan peristiwa ini. Martono perlahan-lahan mendekati aku yang tergolek lemas ditempat tidurku. Diambang kesadaran kurasakan sesuatu yang basah merayap menelusuri kakiku dan terus beranjak naik menuju pahaku, tanganku berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang menelusuri kaki dan pahaku.
“Oh.. Martono.. apa yang Bapak lakukan..” aku tersentak kaget ketika kudapati ternyata lidah Martono menempel di belahan pahaku.
“Tenanglah.. nikmati saja..”, aku berontak, aku tak bisa membiarkan kekurang ajaran orang ini, aku harus bisa melepaskan diri dari bajingan ini, tapi tak berdaya aku melakukan semua itu, tubuhku lemas, akan tetapi terasa dorongan hasrat menjalari seluruh tubuhku yang memang jarang mendapatkannya dari suamiku.
“Bajingan kau…lepaskan!, aku ini majikanmu.” Kali ini timbul perasaan nekatku yang tadi dihimpit ketakutan.
“Kurang ajar.. Bajingan.. lepaskan..!” kembali aku berteriak sambil berusaha menendang, tapi lagi-lagi aku begitu lemah dan tiba-tiba saja lidah Martono yang basah menyeruak menyapu organ tubuhku yang paling sensitif.

“Akhh….” Oh.. Tuhan nikmat sekali rasanya lidah orang ini, tubuhku mengejang, lama lidah Martono bermain dengan Vaginaku dan sesekali ia menyentuh dan menggigit clitorisku yang mulai mengembang dan mengeras. Cairan vaginaku mulai keluar meleleh berbaur dengan air liur Martono yang masih saja menusukan lidahnya ke vaginaku. Tiba-tiba tubuhku kembali menegang, dan kurasakan sesuatu menjalar diseluruh tubuhku dan seakan berkumpul dirahimku lalu..
“Ohh.. hh.. Akh..” erangan panjang dari mulutku mengiringi semprotan cairan hangat yang keluar dari dalam liang vaginaku dan membasahi mulut Martono. Ohh.. aku orgasme dengan orang selain suamiku dan hendak memperkosaku dengan biadab, tapi rasanya nikmat sekali orgasmeku dari Martono ini dan aku selalu menginginkan lebih dari itu. Kini tubuhku benar-benar lemas sambil kedua pahaku tetap menghimpit kepala Martono dengan nafas yang terengah-engah.
Perlahan Martono melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan merayap keatas tubuhku yang masih belum bisa membuka mataku.
“Apa kubilang.. nikmat kan?” Martono berbisik ditelingaku.
“Ja.. hh.. jangan Pak sudah..” sebentar Martono menghentikan aksinya mungkin untuk memberiku kesempatan mengumpulkan tenaga kembali.
“Nyonya tahu kalau saya udah jatuh cinta saat pertama melihat nyonya, jadi nikmati saja tanda cinta dari saya.
“Tidak Pak.. jangan..” setengah menangis aku memelas agar ia mau melepaskanku dari nafsu bejatnya.

“Pak Sandi sangat beruntung memiliki nyonya.., cantik dan bertubuh idaman lelaki..”
Dengan lembut ia mencium keningku, hidungku, pipiku dan sambil menghembuskan nafasnya ia mencium telingaku membuat gairah dalam tubuhku kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri. “Bibir nyonya indah..” itu yang terdengar sebelum ia melumat kedua belah bibir sensualku, aku berusaha menghindar tapi nikmat sekali rasanya. Perlahan aku mulai membalas dengan membuka bibirku membiarkan lidah Martono menyeruak masuk kedalam mulutku. Ia melepaskan ciumannya lalu bergerak menelusuri leherku dan menggigit puting susuku.
“Susu nyonya sungguh menggairahkan.. indah sekali sayang..”
Ia mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dadaku. Aku menggelinjang dan hasratku lebih berkobar akhirnya kudekap tubuh yang menindih diatasku, oh.. Tuhan ia sudah telanjang bulat, kurasakan belahan pantatnya di kedua tanganku. Lama ia menelusuri dan meremas payudaraku.
“Jangan.. Pak.. aku mohon jangan.. aku nggak mau menghianati suamiku….!” untuk kesekian kalinya aku memelas sambil berusaha merapatkan kedua kakiku dan mendorong tubuh Martono agar menjauh dariku.
Tanpa mempedulikan rintihanku Martono bergerak berusaha membuka kakiku dan menempatkan tubuhnya diantara kedua kakiku. Dengan reflek kedua tanganku bergerak menutupi selangkanganku, tapi kembali tangan Martono menarik kedua tangan ku dan membawanya keatas kepalaku. Langsung saja ia menyapu kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu dengan lidahnya, kembali akupun merasakan sensasi kenikmatan sebagai akibat sapuan lidahnya yang basah itu. “Ohhh….” tubuhku bergetar sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatanku, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkanganku. Aku mendongak, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan yang tiada taranya dan diakhiri dengan satu sodokan kuat akhirnya amblaslah seluruh penis Martono kedalam liang vaginaku.

Tubuhku terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimku, hilanglah sudah pertahanan terakhir kesucian rumah tanggaku. Tanganku mencengkram erat tubuh Martono dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya, perlahan tetes air mata mengalir disudut mataku yang terpejam. Lalu Martono mulai menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi liang vaginaku.
“Ohh.. Nyonya.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..”
Martono terus mengocok vaginaku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dihatiku terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh..” lama Martono memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuh Martono aku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme untuk yang kedua dari Martono. Untuk beberapa saat Martono menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sambil kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Martono.
Tak berapa lama kemudian Martono mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku. “Ohh..” ada sesuatu yang hilang rasanya dari tubuhku.
Perlahan ia bergerak menyamping dan membalikan tubuhku, kali ini aku pasrah dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Kembali ia menaiki tubuhku, kali ini dari belakang dan mulai menusuk-nusukan penisnya ke pantatku. Akupun menyambut sodokan benda tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku dan mengangkat pantat kenyalku, cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya senjata Martono melalui jalan belakang dan kembali menancap di vaginaku. ia bergerak sambil kedua tangannya meremas payudaraku dari belakang dan menggenjotkan pantatnya menghantam liang vaginaku. Gesekan demi gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginaku, tanganku mencengkram erat seprei tempat tidurku yang acak-acakan.
“Ohh…. Nyonya… Nikmat sekali… Ohh….”

Martono benar-benar hebat, ia bisa bertahan lama menggauliku dengan berbagai posisi, sedangkan akupun semakin gila saja meladeni nafsu setan Martono. Untuk ketiga kalinya aku mencapai klimaks sedangkan Martono mesih saja berpacu diatas tubuhku. Sekarang pasisi tubuhku duduk dipangkuan laki-laki ini sambil mendekap dengan kepala mendongak kebelakang, leluasa ia mencumbu leherku yang mulai sudah basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuhku. Seakan tak pernah puas terus saja ia mengulum dan menjilati kedua payudaraku, kurasakan penis Martono menghujam telak keliang senggamaku yang mendudukinya. Kocokan demi kocokan yang semakin gaencar kurasakan menggesek kulir vaginaku sebelah dalam, erangan dan cengkraman menghiasi gerakannya. Kali ini aku benar-benar melepaskan seluruh hasratku yang selama ini terpendam, aku tak mempedulikan lagi siapa laki-laki yang menyetubuhiku, yang jelas aku ingin terpuaskan.
Lama posisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Martono semakin gencar menyodok vaginaku, gerakannya semakin cepat. Martono menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku. “Akhhh….” Martono mengerang panjang sambil menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram dan kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya dan akupun melepaskan sisa orgasme yang masih tersisa ditubuhku. Untuk orgasme yang terakhir ini kami berlangsung hampir bersamaan, akhirnya dengan terkulai lemah tubuh Martono roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa kenikmatan itu dan akhirnya Martono mulai beringsut menjauh dari tubuhku.
“Terima kasih Nyonya sayang..” setengah sadar dan tidak kudengar Martono membisikan kata-kata itu sambil mengecup keningku. Lalu ia berdiri mematung di samping tempat tidur. Aku tidak tahu kapan ia pergi karena setelah itu aku tertidur karena lelah dan kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan keadaan kamar tidurku yang acak-acakan.

Sore hari aku baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa hancur dan lelah bukan kepalang. Kulihat keadaan diriku terasa sisa sperma yang mulai lengket membanjir di selangkanganku. kulihat banyak sekali cairan sperma Martono keluar meleleh dari dalam vaginaku bercampur dengan cairan rahimku dan membasahi seprei tempet tidur. Setengah merangkak aku menuju kamar mandi membersihkan tubuhku dari bekas keringat dan dosa, guyuran air hangat membuat tubuhku sedikit lebih segar walaupun rasa capek itu masih terasa ditubuhku. Kulihat vaginaku memerah dan bekas cupangan nampak di payudaraku, lama aku berada di kamar mandi menunggu cairan sperma Martono keluar semua meninggalkan liang rahimku. selesai mandi cepat-cepat kubereskan tempat tidurku dan mengganti seprei serta sarung bantal guling dengan yang masih baru..

Aku masih termenung memikirkan kejadian siang tadi, aku mengutuk diriku sendiri dan sangat menyesal dengan hal itu. Bajingan benar Martono itu, ia telah menodai kesucian rumah tanggaku yang selama ini kujaga dengan baik. Yang lebih kusesalkan lagi akupun menikmati permainannya yang sangat nikmat. Belum pernah aku merasakan senggama sepanjang itu dengan Mas Sandi, aku bisa mencapai klimax sampai empat kali, kuakui hebat sekali permainan Martono.
Pada malam hari bel pintu berbunyi. Kupikir suamiku sudah pulang, aku buru-buru membukakan pintu. Betapa terkejutnya aku melihat Martono datang dengan membawa seorang teman yang berbadan tegap.

“Selamat malam nyonya…..aku membawakan teman yang akan membuat nyonya merasakan sensasi yang luar biasa.” Martono menyeringai kepadaku sedangkan temannya senyum-senyum menyebalkan.

“Bagaimana nyonya, bukankah sudah saya katakan untuk menikmati saja sensasi kenikmatan yang kami tawarkan daripada melaporkan kami kepada pihak yang berwajib. Saya melihat nyonya begitu bernafsu dan sangat menikmatinya juga, bukan?.”
Aku menjadi jengah mengingat kejadian tadi siang. Memang diakui akupun terhanyut dibuai permainan Martono. Aku hanya diam memejamkan mataku dan menarik nafas dalam-dalam sekedar menenangkan perasaanku yang tidak karuan. Tiba-tiba aku mendorongnya maka ia terjatuh, dan kesempatan ini aku melarikan diri menuju pintu kamar mandi. Aku pikir untuk melarikan diri menuju kamar mandi dan mengunci diriku dari Martono dan temannya.
Tapi tiba-tiba tangan Martono sudah menangkapku dan memelukku dengan erat.
“Hentikan……..aku tidak mau melakukannya.” aku berteriak-teriak tetapi temannya Martono malah mengamati aku dengan napsu.
“Kamu benar-benar membuatku bernafsu, bagaimana mungkin aku membiarkan wanita yang sangat menggairahkan pergi?” .
“Sebaiknya nyonya jangan banyak bertingkah, berteriakpun percuma… lebih baik layani aku dan Bejo. Ha… ha… ha…” Martono menyeringai.
“Lepaskan aku… lepaskan aku…” aku berusaha meronta, tapi Martono mengangkat tubuhku dan membawaku ke kamar tidurku yang telah digunakan tadi siang. Dengan mudahnya dia melemparku ke atas ranjang.

Aku sangat terkejut dengan perkembangan keadaan ini. Mereka akan memperkosa aku seperti ini. Tetapi apa yang aku bisa lakukan? Sekarang kami semua berada di kamar tidurku. Bejo mendekat dan merobek pakaianku dan menarik paksa BH dan CD yang ku kenakan sehingga payudaraku terlihat jelas. Aku menyesal hanya mengenakan pakaian daster sehingga memudahkan mereka melampiaskan nafsunya. Aku malu sekali terlihat bagian- bagian rahasia di hadapan orang-orang selain suamiku.
“wow…payudara yang indah, nyonya sungguh mempunyai anugerah yang tak terhingga.” kata Bejo.
“Aku suka sekali payudara yang besar dan putih mulus tanpa cacat.” Bejo melanjutkan.
“Kita beruntung mendapatkan buruan seperti ini…” Martono menyahut. Kemudian tangan Martono menggerayangi susuku dan meremas-remasnya kedua payudaraku. Martono menisap-isap putting susuku dengan penuh nafsu, dan Bejo mulai menggerayangi perut dan pahaku. Tiba-tiba terasa tangannya yang kasar memasuki celah sempit di vaginaku. Kini aku mengerti mereka akan berusaha merangsangku.

“Ampun…..jangan lakukan ini kepadaku “aku memohon belas kasih mereka, tetapi mereka tidak menunjukkan sedikitpun rasa simpati, malah wajah mereka menunjukan kebuasan nafsu birahi. Mereka dengan cekatan telah melepaskan pakaian mereka masing-masing.
Penis Martono sudah kulihat dan kunikmati tadi siang, tetapi sekarang aku terkejut melihat Penis Bejo yang luar biasa, panjangnya sekitar 18 cm dan kelihatan berurat-urat. Aku makin gemetar ketakutan sekaligus rasa aneh yang menjalar seakan-akan ingin merasakan sensasi penis besar milik Bejo. Wajahku terasa panas.

“Ah, Mas Sandi… maafkan aku.”
Tanganku telah ditangkap oleh Martono dan payudaraku kembali diisapnya. Bejo memegang pinggangku dan menaruh burungnya di lubang pantat ku.
“Jangan… jangan disitu… tolong..” Aku menjerit-jerit kesakitan merasakan dorongan penis Bejo dari belakang.

“Nyonya jangan cemas…akan sedikit menyakitkan…tetapi setelah itu kamu akan menikmatinya.” Bejo berkata kepadaku dengan senyum sinis.
“Bukankah tadi siang memekmu telah dipakai oleh Martono, maka aku ingin mencicipi pantatmu yang kuyakin tidak pernah terpakai, masih perawan… ha.. ha… ha..”
Tak lama aku berteriak kesakitan tetapi secepat aku membuka mulutku untuk menangis sopirku memasukkan burungnya di dalam mulutku dan aku tidak bisa menangis.
Sementara itu Bejo menaruh penisnya pada lubang pantat ku dan menarik pinggangku ke arahnya. Dia tetapi tidak bisa memasukkan burungnya ke dalam lubang pantatku yang sakit.
“Martono…apakah kamu punya mentega di dapur sebab lubangnya sangat sempit” Bejo bertanya
“Wah beruntung sekali kau mendapatkan cewek perawan…..ambillah sendiri di dapur.” Martono malah tertawa. Bejo lalu pergi menuju dapur.
“Martono, tolong lepaskan aku….Aku tidak sanggup lagi.” Aku memelas pada Martono.
“Nyonya…tenang saja dan nikmati. Bukankah nyonya sudah tahu bahwa nyonya sudah lama kami idam-idamkan untuk dinikmati oleh kami. Aku adalah sopirmu dan Bejo adalah seorang sopir truk. Dalam hidup kami jarang-jarang memiliki kesempatan mendapatkan wanita menggairahkan seperti kamu! Maka bagaimana mungkin kami akan tinggalkan?” Martono malah menjawab dengan senyum kemenangan.

Cerita Dewasa Hot Pembantu dan Sopir

Cerita Dewasa Terbaru dengan pembantu dan sopir


Kemudian kusadari tidak ada cara lain dan tak seorangpun dapat menyelamatkanku. Maka aku berfikir untuk menikmatinya saja seperti yang diucapkan Martono kepadaku. Aku sudah merasa kepalang basah, kenapa tidak dinikmati saja sekalian, toh akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara dengan Martono tadi siang. Aku merubah posisiku seperti seorang pelacur, aku tidak peduli lagi.
Martono mulai bertindak dengan pekerjaannya Martono yang tertunda. Dia meremas-remas payudaraku, kemudian Bejo yang baru datang mengoleskan mentega pada lubang pantatku dan mengolesi burungnya juga. Kemudian ia memposisikan burungnya pada lubang pantatku dan dengan beberapa tekanan dia berusaha menerobos lubang pantatku. Aku merasakan sangat sakit tetapi aku sudah tidak melawan lagi. Bejo mendorong paksa burungnya dan posisi Martono di depanku membuatku terdorong mundur. Aku merasakan sesuatu yang besar dan kuat berada di pantatku.
“Auh… sakit… ampun…” aku melepaskan penis Martono dari mulutku. Bejo sengaja mendiamkan burungnya beberapa saat membiarkanku agar terbiasa. Setelah beberapa menit Bejo mulai mendorong lagi penisnya.

“Auh…. Jangan…” aku berteriak kembali, rasanya sangat sakit. Seluruh penis Bejo telah masuk dan merobek pantatku, terasa ada sedikit darah mengalir dari lubang pantatku. Aduh! Kontolnya itu sangat besar sehingga terasa sangat ketat di lubang pantatku!
“Auhh.. aduh… aduh… tolong.. aku akan mati… Kau merobek pantatku.. rasanya punggungku mau patah… Kau Bajingan!” Aku menjerit dengan suara nyaring tetapi mereka berdua hanya diam dan mulai beraksi lagi.
“Sekarang kontolku sudah masuk, Martono… kamu boleh meninggalkan aku sekarang.” Bejo berkata pada Martono. Martono hanya menganguk.
“Baiklah, aku akan menonton pertunjukanmu….Nyonya, sekarang anda adalah bagiannya.” Martono sekali lagi mencium payudaraku dan meninggalkanku. Dia duduk di kursi meja hias dan menonton perbuatan Bejo terhadapku. Sekarang aku sepenuhnya dipermainkan oleh Bejo.
“Kau kekasihku sekarang, aku akan membuatmu merasakan sensasi yang sangat menyenangkan…aku akan membuatmu ketagihan…kau akan jadi pelacurku.” Bejo sesumbar.
“Sudahlah…kumohon keluarkan penismu…aku tak tahan lagi….Sakit… Rasanya aku hampir mati” terasa air mataku menitik.
“Aku tidak akan membiarkanmu mati….Nikmati saja…sebentar lagi akan terasa lebih nikmat.” Bejo berbisik sambil menjilat telingaku.Dia lalu meraih payudaraku dan meremasnya.
Kemudian ia mencabut burungnya separuh, lalu mendorong dengan kekuatan besar.
“Jangan….Tolong hentikan..aku mau mati….Hentikan sebentar….sakit!” Aku mulai menangis tetapi ia tidak mendengarkanku dan tetap menggenjot pantatku dengan penuh nafsu. Aku roboh! Bejo tetap memperkosaku tanpa mendengarkan aku dan dia memegang pinggul ku dengan tangan nya dan menggenjotku dengan cepat.
Selama memperkosaku, burungnya menyentuh bagian sensitifku dan membuatku merasakan getaran-getaran lembut dan menyenangkan. Aku mulai berpikir lagi, dalam kondisi tanpa pengharapan dan tak seorangpun dapat menolongku, mengapa aku tidak sekalian saja menikmati penis super ini. Pelan-pelan aku mulai menikmati gesekan penis Bejo pada pantatku, aku mulai menggoyangkan pinggulku. Kelihatannya Bejo menyadari perubahan dalam diriku.
“Ayoo sayang…nikmati….Auh…enak sekali…betapa sesaknya pantatmu..”
Aku menggoyangkan lagi pinggulku, rasa sakit yang terima tadi kini berangsur-angsur tidak terasa lagi. Bejo kini meningkatkan kecepatannya dan aku juga. Payudaraku menggantung mondar mandir akibat genjotan Bejo. Kurasakan penis Bejo sangat keras dan kuat di dalam pantatku.
“Lihat…sekarang nyonya mulai menyukainya kan.” Martono berkomentar kepadaku.
Bejo terus menggenjot pantatku, aku mulai menyukai permainannya.
“Bejo…kau memang luar biasa..kau bisa menaklukkan wanita manapun. Aku salut padamu.” Martono malah terkagum-kagum pada Bejo.
“Sebentar lagi, nyonya akan jadi pelacur kami.” Martono tertawa.
“Kurang ajar….” Hatiku berteriak tetapi badanku masih bergerak-gerak mengikuti irama genjotan penis Bejo.
“Auhh… ohh…” aku merintih-rintih tak sadar. Tangan bejo meremas-remas payudaraku dengan lembut. Rabaan tangannya membuatku makin terangsang. Perlahan-lahan tangannya bergeser ke bagian kewanitaanku. Jari-jarinya dengan kasar menyentuh vaginaku. “Ohhh……Hmmm…….” Tanpa sadar aku menggigil dan merintih. Aku merasakan kenikmatan yang lain dalam diriku. Jari-jarinya bermain-main di clitorisku. Darahku seperti berkumpul di titik sensitif itu.“Auhh…enak….Hmmm…Ohh….Nikm at…” tak tahan aku dibuatnya. Tubuhku rasanya semakin melayang-layang. Setelah beberapa saat, tubuhku menegang dan berkelojotan sesaat. Air maniku tumpah… aku orgasme.
“Teruskan sayang… jangan ditahan… aku akan memberikan kebahagiaan untukmu.” Antara sadar dan tidak akau mendengar Bejo berbisik ditelingaku.
Dalam permainan ini aku berkali-kali aku orgasme, tapi sepertinya Bejo mempunyai stamina yang luar biasa. Aku merasa kelelahan tetapi bahagia, setelah 25 menit kemudian tiba-tiba terasa penis Bejo mengeras. Jari-jarinya makin menekan clitorisku.
“Ohh…. Aku keluar…” akhirnya Bejo berteriak.
“Ohh…nikmatnya… keluarkan didalam saja, teruskan… jangan keluarkan kontolmu.” Aku tak sadar setengah berteriak. Bejo tertawa dengan penuh kemenangan. Cairan hangat memasuki lubang pantatku.
“Auhhh…….” `Akupun orgasme bersamanya. Rasanya nikmat sekali. Bejo masih menduduki pantatku beberapa saat lalu mencabut burungnya.
“Ploop….” Terdengar bunyinya. Martono dan Bejo tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
Aku menghembuskan nafasku dan merasa sangat nikmat. Sekarang jam 3 malam. Tadi siang aku merasakan kenikmatan bersama Martono. Dan malam ini aku merasakan kenikmatan bersama Bejo. Aku menjadi sangat ketagihan. Selma ini aku hanya mendapat kepuasan dari suamiku. Tapi sekarang, aku sepertinya keranjingan berhubungan sex. Aku ingin mendapatkan lebih. Aku ingin yang lebih mengasyikkan….
“Martono, aku akan istirahat……. Aku sungguh sangat puas” Bejo berkata.
“Nyonya, anda sungguh sangat mengagumkan” Aku tersenyum mendengar pujian dari Bejo.
“Istirahatlah…” Martono menjawab.
“Tunggu dulu….” Setengah berteriak aku kepada mereka berdua. Mereka menatap wajahku dengan heran.
“Kau telah memperkosa lubang pantatku, aku telah memberikannya. Tapi sekarang aku ketagihan.Aku ingin merasakan Kontol 18 cm itu dalam memekku. Aku ingin merasakan Kontol besar punyamu” Aku telah gila,aku tak peduli lagi siapapun yang akan memperkosaku, malah aku ketagihan.
Martono berteriak padaku “Nah, lihat…. aku berjanji akan memberimu kesenangan yang terbaik di dunia.”
“Dia benar….tinggalkanlah kami berdua, aku akan menikmati tubuhnya. Dia akan menjadi pelacur bagiku malam ini. Dan besok aku akan tinggalkan nyonyamu sebagai wanita yang sangat haus sex.” Dengan tenang Bejo berkata pada Martono. Martono sambil tertawa pergi ke ruang tamu kemudian Bejo menutup pintu.
“Nyonya sungguh seorang nyonya yang cantik dan mempunyai bentuk badan yang ramping dan menggairahkan.” Aku tersenyum. Aku menjadi sangat malu. Aku jadi salah tingkah. Aku malu tapi akupun menikmatinya. Aku begitu berharap pada apa yang akan terjadi berikutnya.
“Betapa senangnya saya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nyonya. Nyonya sungguh seorang nyonya yang cantik.” Bejo berkata dan berusaha membawaku dalam pelukannya. Aku gemetar terdiam.
Kemudian dia menyibakkan rambutku, kemudian ia menaruh bibirnya pada bibir ku dan mulai mencium dengan sangat bernafsu dan kasar. Sementara itu tangannya diletakkan pada pantatku dan menekan-nekan dengan bernafsu. Bibir mungilku terasa sangat basah olehnya. Kemudian ia menarik blus biru yang kupakai. Dan tangannya terus menjalari badanku dan aku benar-benar merasakan ketidaksukaan tetapi sekarang aku adalah juga merasakan basah dan tidak sabar untuk mendapatkan kenikmatan darinya. Apa yang telah terjadi denganku….
Biasanya suamiku hanya sanggup bertahan selama setengah jam untuk melayaniku. Tapi kini aku berhadapan dengan seorang pria jantan yang mungkin sudah sangat sering menaklukkan wanita-wanita. Sedangkan tadi siang Martono sanggup membuatku orgasme berkali-kali. Setelah agak lama Bejo berusaha merangsangku. Dan aku mulai menggelinjang gelinjang tak sabar. a berbaring di sampingku dan memintaku untuk merangsangnya. Ini adalah kesempatanku untuk melayani nafsunya walaupun aku merasakan malu awalnya tetapi sekarang aku telah berhasil secara penuh merangsangnya. Dan aku mulai menggerakkan tanganku di sekujur tubuhnya. Bejo menutup matanya dan aku mulai menciuminya. Dadanya berbulu, pahanya adalah sangat kokoh, lebih dari itu ia adalah seorang pria jantan. Aku mencium puting susu nya sekarang ia memulai merintih.
“ohhhh….aaahhaaahhhhh .. ternyata nyonya pandai menyenangkan hati pria.”
Sekarang aku betul-betul ingin lihat burung besar nya. Terlihatlah sesuatu yang luar biasa, seekor burung berukuran 18 cm secara penuh menegang dan dua bola sedang menggantung dengan indah. Aku duduk di dadanya dan mulai menjilat burungnya. Aku merasa sangat ingin untuk makan “pisang ambon” ini sebab pertama kali aku melihat burung sangat besar. Aku memainkan burungnya seperti anak perempuan kecil bermain-main dengan boneka. Tiba-tiba terasa vaginaku diciumi, aku betul-betul merasakan getaran-getaran listrik yang mengalir ke sekujur tubuhku karena sentuhan lidahnya yang menyentuh klitorisku.
“Auh…Hmmf…” aku tidak sadar melenguh.
Tetapi aku berusaha berkonsentrasi pada burung besarnya. Aku mulai menjilati batang pisangnya dan menggerakkan mulutku naik turun, aku ingin makan semakin banyak dan pada akhirnya tiba-tiba penisnya menegang dan menyemprotkan cairan sperma ke mulutku.
Kemudian dengan liarnya Bejo menggerayangi tubuh telanjangku. Hisapan demi hisapan, jilatan lidahnya menyapu bersih lekuk tubuhku.
“Aow…. hmm,” aku merintih saat lidah Bejo mulai menjilati bibir vaginaku kembali.
“Woowww.. Mulus sekali nyonya ini.., gimana sayang? …Enak?,” Bejo seperti mengejekku, aku terpejam tak mampu memandang Bejo. Lidah Bejo semakin liar dan membuat kenikmatan tersendiri padaku.
“Ehmmhh,” aku merintih tak bisa menahan kenikmatan itu, pinggulku mulai bergerak teratur seirama jilatan lidah Bejo divaginaku, aku pasrah dan menikmati permainan itu. Malah saat ini aku mulai bernafsu agar penis Bejo mengoyak vaginaku yang sudah gatal. Tapi rupanya Bejo sengaja menyiksaku, jilatan lidahnya sudah masuk menerjang vaginaku. Aku sudah bergerak tak karuan menerima kenikmatan darinya, tapi tak juga Bejo menyetubuhiku.
“Ohhh.. Nngghh..,” aku tak tahan lagi, seluruh rasa nikmat berkumpul diklitorisku membuat pertahananku akhirnya jebol. Aku orgasme dengan belasan kedutan kecil divaginaku. Aku malu sekali pada Bejo yang tersenyum. Bejo kemudian mencium dan mengulum bibirku beberapa lama, tanpa sadar aku membalas lumatan bibirnya dengan nafsu pula. Kurasakan dia berusaha menepatkan posisi ujung penisnya dibelahan bibir vaginaku.
“Hmmm…aahh.. Nghh..,” aku merintih nikmat saat penis besar Bejo mendesak masuk keliang nikmatku.
“Ouhh.. sudah kusangka vaginamu masih rapat sayang.. nikmati permainan kita ya manis,” Bejo berbisik lagi membuatku semakin melayang dipuji-puji. Penis Bejo keluar masuk secara teratur di vaginaku dan aku mengimbanginya dengan gerakan pinggul memutar.
“Hmm.., puaskan aku sayang..,” tak sadar aku membalas bisikan Bejo itu sambil memeluk tubuhnya untuk lebih rapat menindihku.
“Cantik kamu sayang.., cantik sekali wajahmu saat nikmat ini,”
“Ohh… teruskan sayang.. Aku milikmu saat ini..,”
Kuakui permainan Bejo memang luar biasa, romantis, lembut, tapi sungguh memacu birahiku secepat genjotannya di tubuhku. Gerakan tubuh Bejo semakin cepat dan teratur diatas tubuhku. Erangan dan rintihanku sudah tak tertahan aku memang birahi saat itu. Tapi saat aku hampir klimaks, mendadak Bejo menghentikan aktifitasnya dan mencabut penisnya dari vaginaku.
“Ayo sayang kita berdiri,” Bejo menarik tubuhku berdiri, lalu mendorong punggungku menjadi posisi menungging, dan Bejo dibelakangku kembali menghujamkan penisnya ke vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang yang tertahankan dengan posisi doggy style ini.
“Ahh.. Ouhh.. teruss..,” hanya itu yang terucap di bibirku saat sodokan penis Bejo masuk dalam posisi nungging itu.Bejo semakin keras mengocokku dari belakang, aku semakin tak terkendali kurasakan kenikmatan sudah puncak dan menjalar diseluruh tubuhku mengumpul dibagian pantat, paha, vagina dan klitorisku.
“Ahh sayang.. Ohh.. Hmmph..,” aku tak kuasa lagi membendung kenikmatan itu, dinding vaginaku berkedut berkali-kali disodok penis Bejo. Belum habis orgasme yang kurasakan, Bejo menarik tubuhku dan menggendongku. Aku memeluknya erat-erat.
“Ayo cantik.. Ini lebih nikmat sayang.., sekarang keluarkanlah seluruh cairan kenikmatanmu,” dalam posisi itu penis Bejo masih mengocokku tangannya mengangkat tubuhku naik turun dengan posisi berdiri.
“Ahhh.. Uohh….,” Vaginaku berkedut-kedut dengan cepat, orgasmeku begitu luar biasa ditangan Bejo.
“Ouhhkk.. Aku mau keluar…. Ahhh,” Bejo orgasme dengan posisi berdiri menopang tubuhku yang lunglai. Kurasakan seburan spermanya menembus dinding rahimku. Lalu Bejo menjatuhkan tubuh kami diatas ranjang kembali, kami berpelukan seperti pasangan kekasih.
Kemudian ia menciumku penuh kasih dan pergi ke ruang tengah.
Aku terbangun jam 9 pagi, rasanya tubuhku agak lelah. Aku lalu menuju kamar mandi membersihkan sisa-sisa permainan tadi malam. Badanku benar-benar terasa segar setelah mandi. Setelah mandi aku menuju kulkas. Di lemari es dalam kamarku kulihat beberapa buah apel. Aku makan sekedar mengganjal perutku. Aku masih memakai handuk yang melilit tubuhku. Sambil bercermin, kuperhatikan tubuhku. Hmm.. masih seksi dan padat.
Tiba-tiba sopirku Martono datang. Ia telah telanjang. sopirku adalah seorang laki-laki yang sangat buruk. Usianya sekitar 40 tahu, rambutnya botak dan berwajah buruk, tapi mempunyai perkakas yang besar pula walaupun tidak sebesar punya Bejo. Penisnya setengah ereksi.
“Selamat pagi nyonya…” Martono menyapaku. Aku diam saja. Dia lalu melepas handukku dan menggendongku ke ranjang. Aku kini berbaring diranjang dengan telanjang bulat. Maryono mengamati badanku dengan sangat bernafsu.
“nyonya, anda sungguh sangat seksi.”
Aku tenang-tenang saja, namun aku bingung begitu menyadari bahwa sopirku sendiri telah memperkosaku dan menikmati tubuhku. Kemudian seperti seekor serigala lapar dia melompat kepadaku dan mulai menciumku di mana-mana. Martono sungguh bernafsu. Dia menciumi leherku dan membuatku melenguh. Setelah sekitar sepuluh beberapa menit dia menciumi bibir, wajah dan menghisap payudaraku, ia menjilat perutku dan turun menyentuh vaginaku yang berbulu dengan lidah. Aku menggigil dan menghentak seolah-olah aku mendapat suatu goncangan raksasa. Ia melebarkan kakiku dan mulai menjilati clitorisku dengan liar.
“Hoohh…. Ehh.” aku mulai mengerang dengan tak terkendali.
Martono meregangkan kaki ku lebih lebar. Sekarang memekku terpampang dengan jelas di wajahnya.
“Ow..nyonya, memekmu sungguh indah.” Aku menutup mataku dengan malu. Kemudian ia menggosok-gosok kepala burungnya dan kemudian menempatkannya pada memekku.
Ketika burungnya menyentuh memekku badan ku menggigil. Aku merintih. Kemudian ia menangkupkan payudaraku yang besar dengan tangan kanannya. Sopirku mempermainkan payudaraku dengan liar. Burungnya sudah siap untuk masuk memekku. Dia mencium bibirku dengan lembut, aku menaruh lidahku didalam mulutnya. Kami saling berpagutan.
“Liang peranakanku koyak oleh Bejo dan masih terasa sakit, masukanlah kontolmu pelan-pelan..” aku meminta.
Martono hanya tersenyum seperti setan kepadaku dan tiba-tiba dia mendorong dengan kuat sehingga penisnya sepenuhnya berada dalam vaginaku. Aduh! Bejo benar-benar telah membuat liang vaginaku mengendurkan dan memperbesar memekku, sehingga penis Martono masuk ke dalam liang peranakanku dengan mudah. benar Beberapa lama kemudian tubuhku melengkung dan menjerit. Vaginaku mengeluarkan cairan kenikmatan.. aku orgasme lagi! Martono memperhatikan wajahku dengan terheran-heran!!!!!! “Wow… luar biasa…” Martono berhenti sejenak dan menatapku dengan tatapan kesetanan sampai orgasmeku mereda.
Akan tetapi begitu Martono mulai memompa vaginaku lagi, aku tidak bisa mengendalikan dan lagi-lagi dengan seketika punggungku melengkung dan menyemburkan orgasme. Mereka benar-benar telah merubahku sehingga aku tidak bisa mengendalikan diriku lagi. Mereka merubahku menjadi seorang betina yang haus sex.
“Nyonya, apakah anda berusaha untuk membuat rekor dunia didalam hal orgasme?. Lihatlah sekarang, bagaimana aku membuat anda seperti pelacur yang gila Kontol!!.”
“Kamu akan jadi pelacurku!!!!” sambil mengatakan itu, ia mulai memompa pelan-pelan tetapi di dalam tubuhku rasanya sangat nikmat sekali. Kemudian teriakanku berubah jadi rintihan nyaring yang penuh nafsu. Aku merintih dengan suara menggairahkan.
“Uohh……… teruskan…. Hmmm… nikmatnya… punyamu memang luar biasa.”
“sayang memek mu menjadi sangat panas dan licin!!!!”
Tetapi pada saat aku betul-betul terangsang, Martono menggodaku. Dia menghentikan goyangan pinggulnya dan mencabut penisnya. Dia mulai mencium payudaraku. Aku merintih kesetanan.
“jangan dilepas… cepat masukkan… masukkan..” aku berteriak-teriak.
Martono menatapku dan dengan tertawa dia bilang “Nyonya, sekarang anda betul-betul seperti seorang pelacur yang gila Kontol.
Tidak sadarkah anda sedang meminta sopir nyonya untuk menyetubuhi anda sendiri.”
“Semenjak kamu menceritakan kepadaku bahwa kau sengaja mencari cara untuk memperkosaku dan akan memberikan aku sensasi sex yang luar biasa dan tidak pernah aku rasakan dari suamiku, didalam hati kecilku aku merasa penasaran, aku begitu terangsang. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan aku kehilangan kendali terhadap dirikuku!!!! Aku tidak pernah berhubungan sex dengan seseorang selain dari suamiku. Aku tidak menyadari bahwa sebenarnya aku sangat menginginkan bermain sex dengan orang lain… aku sangat menginginkannya!” akhirnya aku bicara.
“Martono, aku merasa seperti menikmati lagi berhubungan sex pertama kalinya dalam hidupku. Kamu sungguh-sungguh memberikan aku suatu pengalaman yang menggetarkan! Sekarang tolonglah aku, pompa memekku…. Aku tak tahan lagi!!!!!!” Sopirku tersenyum dan dia mulai menggenjotku pelan-pelan.
“Nyonya, anda adalah wanita yang sangat menggairahkan. Aku selalu memimpikan untuk berhubungan kelamin denganmu. Aku dulu onani di kamar kecil dengan memikirkanmu. Nyonya, aku sungguh mendapat kesenangan luar biasa dari memekmu!”
Tetapi kemudian aku menjerit “Aku tidak tahan lagi, tolonglah perkosa aku… dengan keras, lebih kasar…… lebih cepat lagi… Augh.. cepatlah….tolong…..” dengan ini secara otomatis aku menggerak-gerakkan pinggulku naik turun bergesekkan dengan penisnya. Melihat itu Martono tertawa dengan nyaring dan menciumi bibirku, dia mulai mempermainkanku seperti banteng kesetanan. Oh…Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tiba-tiba aku merasakan desakan-desakan yang sangat kuat pada liang vaginaku. Tubuhku melenting dan aku merintih dengan keras!! Aku orgasme lagi!
Kakiku diregangkan terpisah olehnya dan dengan erat Martono memegang kaki ku.. Tetapi aku tidak mengetahui mengapa pinggulku otomatis bergerak turun seirama kocokan penisnya dan aku menjerit secara terus-menerus dengan penuh kenikmatan. Tiba-tiba aku merasakan orgasme yang luar biasa. Punggungku melengkung dan cairan kenikmatanku membanjiri penisnya yang perkasa. Aku merintih dengan nyaring.
” Auh….Hmmmm….. aku keluar….ahhh.. lagi.” .
“Tolonglah… lebih cepat lagi… Ohhh.. nikmatnya… lebih keras…”
Martono mengocok vaginaku dengan penuh nafsu. Tiba-tiba dia menghentikan gerakannya. Tubuhnya menegang.
“Ahh, Nyonya.. saya mau keluar…. Ohh….”
“Keluarkan di dalam… goyangkan kontolmu… lebih cepat… lebih cepat lagi.” Aku tak tahan.
“Bagaimana kalau nyonya hamil..” Martono kembali mengocokkan penisnya dengan cepat.
“Aku tidak peduli, Kau dan Bejo telah menumpahkan maninya padaku… aku ingin kepuasan… Ohh…. Egghh…” aku semakin meracau tidak karuan.
Martono semakin mneggoyangkan penisnya maju mundur dan memuntahkan cairan panas ke dalam rahimku. Oh! Nikmatnya perasaan hangat dalam vaginaku. Tubuhku bergetar seperti orang yang terserang malaria… aku mendapatkan orgasme terbesar dalam hidupku!
Aku terus mengejang dan mengeluarkan cairan kenikmatan….Aku menjerit dengan pebuh kenikmatan. Kukuku menancap pada punggung Martono.
” Ooooooooooooooo Oooooooohhhhhhh Aaaaaaahhhhhh. Aku keluarr……….” .
Lalu kami roboh kelelahan.
“Kamu adalah laki-laki impianku!!..” Aku memuji sopirku tanpa malu-malu.
“Apa yang nyonya suka dari saya.”
“Aku menyukai pria jantan sepertimu.” Aku menjawab dengan suatu senyuman malu.
“Kau memperkosaku diranjang suami ku, aku seorang nyonya rumah yang kaya bermain sex dengan seorang sopir pribadi. Kaupun menjual diriku pada temanmu seorang sopir truk yang seperti seorang perempuan murahan. Kau merubahku sepenuhnya dari seorang isteri setia menjadi seorang wanita haus sex!!!!!!!” Martono tersenyum, dia menciumku dengan penuh nafsu, lalu meraba-raba payudaraku dan mengorek-ngorek liang senggamaku. Kemudian aku memeluknya dan kami berbaring dengan berpelukan.
Kemudian Bejo datang di kamarku. Aku tersenyum padanya dan ia juga tersenyum pada aku. Bejo berkata “Beberapa jam yang lalu, nyonya adalah seorang istri setia yang, tapi lihatlah sekarang kamu sudah menjadi pelacur murahan karena dua orang pria asing telah memperkosamu. Kamu akan hamil oleh sopir pribadimu dan seorang sopir truk.”
” Sunguh Martono, nyonyamu adalah seorang wanita yang terseksi.” Bejo melanjutkan.
” Sayang, anda benar-benar menikmati?” Martono bertanya padaku
“Yah, sungguh suatu pengalaman luar biasa. Kalian berdua mempunyai senjata idaman wanita terbaik. Aku betul-betuk sangat menikmati. Sekarang aku kurang suka penis suamiku. Aku benar-benar menyukai kedua penismu yang besar. Kamu sungguh luar biasa, Martono. Mulai hari ini aku ingin kalian melayaniku. Dengan saling bertatap muka Martono dan Bejo tertawa terbahak-bahak. Kemudian sopirku menciumku dengan penuh nafsu,... dan berkata dengan senang hati akan melayaniku...
Selesai....

loading...
loading...

PASANG IKLAN

KRIM KE : @DIPPANHOT01@GMAIL.COM

Popular Posts